Dunia dan seisinya memang kejam. Semakin besar, semakin banyak kenyataan yang membuatku jadi banyak pikiran.
Kemarin pulang dari sebuah aktivitas mencari pundi-pundi uang, aku jalan ke sebuah mal daerah Jakarta bersama beberapa teman. Sebut saja namanya L, T, Q, R, dan S. Awalnya aku kira akan makan sushi, ternyata pas sudah sampai sana, gak jadi makan sushi malah jadi makan AW. Yaudahlah.
Seusai makan, seperti orang-orang pada umumnya. Kita mengobrol dahulu. Berbagai macam hal kita obrolin, termasuk ghibahin orang juga (Astaghfirullahaladzim wkwk). Aku cuma mendengarkan, tidak terlalu banyak berbicara karena kondisiku sedang teler alias setengah ngantuk dan lelah. Sesekali aku memancing dengan pertanyaan karena penasaran. Namun, sampai pada beberapa perkataan dari salah seorang dari kelima temanku ini aku merasa.... dia muka dua.
Jujur aja saat dia membicarakan seseorang, ya sebut saja namanya D. Dia bilang "kalau D naik jabatan, gue resign". Jujur aja, waktu dia ngomong gitu aku merasa dia muka dua. Astaga. Aku inget dulu saat jalan bareng ke luar negeri. Dia sering ngobrol sama D dan salah satu isi obrolannya dia ngedukung D biar jabatannya naik. Aku lupa kalimatnya gimana, pokoknya dia mendukung si D untuk dekat dengan salah satu bos karena jaman sekarang itu ya kaya gitu. Maksudnya kaya lirik lagunya Aw Karin yang ini :
hati-hati jaman sekarang
banyak orang berteman punya maksud tujuan
mengumbar kedekatan mencari keuntungan
Teman saya ini mendukung supaya D ngedeketin salah satu bos biar bisa naik jabatannya.
Edanlah.
Usai ngobrol-ngobrol di AW. Aku pisah, aku pulang duluan bersama R dan S karena udah jam 9 dan harus nyetir motor, daripada nyetir sambil merem nantinya mending balik duluan dah. Sebelum ke parkiran motor, aku nemenin R dulu ambil uang dan S beli puyo. Kita pisah sama S, jadi S beli puyo, aku nemenin R ngambil uang terus nanti ketemu di depan store puyo biar gak kelamaan.
Kebetulan, R ini teman dekatku. Aku bilang hal itu, aku bilang aku merasa L muka dua. Aku bilang aku takut. Aku takut, dunia kenapa kejam banget. Aku takut kalau aku ada di posisi orang yang dia muka duain. Takut. Kenapa semakin besar, semakin beragam pula sifat manusia yang kita temukan? Kenapa ada sifat buruk seperti itu? Kenapa semakin lama bekerja, maka semakin terlihat jelas bagaimana sifat semua orang.
Aku takut dengan orang-orang yang bermuka dua.
Aku takut dengan orang-orang yang berteman dengan maksud tujuan tertentu.
Bisakah kita berteman secara gamblang? Jika tidak suka denganku, silahkan katakan ke aku langsung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar