Semalam, aku menunggu dirinya. Tidak biasanya last seen berjarak sangat jauh. Sekitar jam 11 dan jam 13 dari kedua kontaknya. Aku tau ia sedang sakit, lalu kuputuskan untuk menunggu. Setiap ada bunyi pesan masuk langsung kusambar handphoneku, namun hanya sebuah notifikasi dari grup. Hingga muncul sebuah telepon dari nomor 021 seusai maghrib. Agak ragu, namun tetap kuangkat.
"Halo," lalu aku terdiam, "maaf ini siapa ya?"
"Halo," lalu seseorang diseberang telepon menjawab, "apa benar ini dengan Ibu xxx? Saya akan melakukan pemasangan blablabla," dengan nada suara lembut yang khas seperti suara orang yang kutunggu.
Terkadang, orang yang kutunggu memang suka melakukan pembicaraan seperti itu karena pekerjaannya terbiasa melakukan itu. Senyumku sudah mengembang dan aku sudah ingin melontarkan kata "Emash!". Tapi kuurungkan karena orang diseberang telepon bertanya kembali lebih dulu sebelum aku melontarkan kata itu.
"Lagi ada pengajian?" karena masjid di dekat rumahku sedang aktif melantunkan puji-pujian setelah salat maghrib dan nada suara orang di seberang telepon pun berubah menjadi lebih parau seperti biasanya. Sialan! Aku langsung tau ini siapa dan langsung merutuk dalam hati. Ada kekecewaan yang timbul, rasanya jadi campur antara kesal dan sedih.
Kenapa yang ditunggu tak kunjung datang dan yang tak pantas untuk ditunggu selalu menghampiri?
VH
Stasiun Pondok Ranji-Tangerang Selatan, 6 November 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar