"Enak kali ya kalau udah gede nanti kita tetanggaan atau tinggal bareng"
"Iya, kita hang out bareng kapanpun"
"Kalo ditanya ortu juga selo, tinggal bilang sama lo lo pada"
"Nanti kalau udah gede bikin rumah samping-sampingan yuk"
"Terus nanti kalau kita udah nikah terus punya anak, anak kita suruh main bareng deh.."
Berbagai percakapan masa lalu ter-
replay diotak Rifa. Obrolan tentang keinginan sahabat-sahabatnya dan dia. Keinginan untuk tetap menjalin kebersamaan. Tapi, itu semua hanya obrolan masa lalu.
Saat ini, jangankan untuk mengobrol seperti itu. Untuk Rifa bertemu saja sulit. Padahal rumah juga tidak terlampau jauh, ya walaupun masih masuk dalam kategori lumayan jauh untuk 2 dari 5 sahabatnya. Makanya, saat ada ajakan untuk ngumpul bareng, Rifa langsung semangat.
Pertemuan pertama
Conversation Geby, Rifa, Tari
"Kumpul yuk tanggal 5 sekalian ngerayain ultahnya si Ika" ajak Geby dalam sebuah conversation line sahabatnya itu mengajak ngumpul.
"Yok" Rifa langsung mengiyakan.
"Yahh.. Aku gak bisa, maaf ya" sahut Tari
"Yahh.."
"Yaudah gue bilang Ika ya, biar dia bisa libur tanggal 5" Rifa langsung men
chat Ika
Rifa men
chat Ika
"Kaa, tanggal 5 libur dong, mau ngumpul nih"
"Yaah.. gatau nih bisa libur apa ngga"
"Request dong libur hehe"
"Emang mau ada apasih?"
"Yaa mau ngumpul ajaa"
"Bsk gue kabarin lagi ya"
Besoknya Rifa men
chat Ika lagi
"Kaa, gimana?"
"Belum tau nih"
"Yah.."
"Emang harus banget?"
Asli rasanya jadi kesel baca pertanyaan dari Ika
"Yaa gak harus sih, kalau mau aja hehe" Rifa hanya membalas seadanya, memang pertemuan ini tidak harus, mereka bebas memilih. Tapi, apa mereka tidak ingin bertemu?
"Aku gak bisa nih"
Rifa men
chat Geby
*Screenshot chat Rifa dengan Ika*
"Apa cuma kita yang pengen ketemu? Apa cuma kita yang berusaha buat ketemu? :(" curhat Rifa karena hopeless dengan sahabat-sahabatnya
"Yaa.. sepertinya cuma kitaa" jawaban Geby sama menyedihkannya
Pertemuan pertama gagal.
Pertemuan kedua
Geby men
chat Rifa
*mengirim screenshot chatnya dengan Tari yang isinya Tari libur di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu*
"Sabtu yuk, mumpung Tarinya mau tuh diajak ketemu" ajak Geby
"Yuk" Rifa langsung mengiyakan
Rifa mengecek jadwal kerjanya, ternyata hari Sabtu dia masuk pagi, jam 2 baru pulang. Tapi, kayanya tetep bisa buat ketemu sepulang dia kerja.
Sabtunya, Rifa pulang jam 2. Dari tempat kantor langsung caw ke rumah cepat-cepat, tanpa nongkrong-nongkrong cantik. Karena biasanya Rifa selesai kerja lama ngaso-ngasonya baru balik. Jam 2.30 siang, Rifa sudah sampai di rumah. Ia membuka linenya.
Geby men
chat Rifa
"Tari lagi jalan sama bokapnya, tunggu dia balik dulu"
"Ok" akhirnya Rifa menunggu sambil main game pokemon go.
Jam 5 sore, Geby men
chat Rifa lagi
"Tari baru sampe rumah, tapi udah kesorean.. Kapan-kapan aja kali ya?"
Asli dongkol juga bacanya
"Bebas" cuma itu yang bisa Rifa ketik
"Selasa besok aja deh"
"Ok"
Pertemuan kedua gagal.
Pertemuan ketiga
Geby men
chat Rifa
"Besok aku ke rumahmu yaa"
"Paling wacana lagi" Rifa sudah lelah 2 kali tidak jadi.
"Beneran koook besok"
"Ok"
Rifa baru sadar kalau besok dia jadwal masuk kerja. Dia mengecek dan "mampus gue, besok jaga seharian lagi". Akhirnya ia menchat atasannya
"Mbaak, besok saya boleh jaga sampe jam 2 aja gak? Dadakan mau pergi nih.."
"Sebentar ya Rif, saya tanyain ke yang lainnya dulu"
"Iya mbak.."
"Iya bisa"
"Alhamdulillah, tapi boleh kan ya mbak?"
"Iya, tapi masuknya jadi jam 8 ya.."
"Iya mbak, terima kasih ya mbak" izin sudah dapat.
Besoknya
Rifa pulang jam 2 setelah rekapitulasi uang masuk hari ini. Tidak biasanya ia pulang siang-siang begini, biasanya ia akan memaksa hingga sore jika ia tidak ada agenda lain.
Sampai rumah, Rifa men
chat Geby
"Gue udah di rumah nih"
"Ok, gue masih nungguin cowok gue nih lagi ngurusin motornya" jawab Geby
"Ok"
Rifa akhirnya mematikan handphonenya karena sudah lowbatt juga dan ia membaca novel untuk menghilangkan kantuknya sambil menunggu sahabatnya.
3 jam kemudian Rifa menyalakan hpnya lagi
"Rifaaaaa, cowokku baru selesai ngurusin motornyaa, udah kesoreaaan. Aku kesananya besok-besok aja yaaaa, boleh gaak? :("
HAHA kecewa juga sih bacanya. Tapi Rifa cuma bisa bales "Boleeh"
"Aku kira cepet ngurusin motornya, aku ampe ketiduran jugaa"
"wkwkwkwk" Rifa sudah tidak ingin membalas apa-apa lagi dan sudah tidak punya kata-kata.
Ia pun menangis.
Pertemuan ketiga gagal.
Meluangkan waktu sudah bukan hal yang mudah untuknya saat ini. Jika boleh jujur, waktunya sudah punya jadwal-jadwalnya sendiri. Tidak seperti dulu. Namun, ia tetap memaksa meluangkan waktu, untuk sahabatnya. Dan, menunggu bukan hal yang menyenangkan. Namun, yang didapat selalu kata "tidak jadi". Lebih baik tidak usah membuat pertemuan, kalaupun tidak sempat bertemu karena keinginan, biarkan semesta yang mempertemukan kita lagi secara tidak sengaja. Harapan terkadang memang tidak selalu jadi kenyataan.