Rabu, 30 Agustus 2017

Penurunan

Puisiku sudah tidak seindah dulu
Tulisanku sudah tidak sebaik dulu
Khayalanku sudah tidak seliar dulu
Postinganku sudah tidak sesering dulu

Kalimatku sudah terpaku
Inspirasiku direnggut oleh sesuatu
Pikiranku mulai buntu
Kehidupanku padat dengan tugas utamaku

Tuhan...
Selesaikan hatinya
Tuhan...
Pindahkanlah cintanya
Tuhan...
Aku sangat-sangat terganggu oleh kelakuannya

Harapan dan Kenyataan

Beberapa watak diciptakan berbeda
Sifat memiliki dua sisi
Dunia selalu memiliki beraga cerita
Manusia menjadi bidak dalam kehidupan

Aku berharap bisa membeli rasa
Jika tidak bisa
Aku berharap bisa membeli perlakuan
Namun tetap tidak bisa

Aku berharap bisa mengatur perlakuan
Engkau mungkin mudah mengatur emosi
Berbeda dengan anak kecil
Aku sudah lelah berpura-pura

Kekesalan selalu muncul bersamaan dengan perhatian
Bukan perhatian darimu tapi darinya
Mungkin wanita sedikit rumit
Menginginkan hubungan yang baik tanpa maksud ada tujuan lain

Ingin menjauh tapi suatu saat akan butuh
Ingin biasa saja tapi tidak nyaman
Kenapa yang muncul dirinya?
Tidak bisakah engkau yang kuharap dapat muncul

Apakah aku saat ini sedang menjadi bidak?
Apakah sedang dalam sebuah permainan?
Tidak adakah alternatif lainnya?
Kenapa aku terus dijalankan kepada dia?

Sungguh.
Muak.
Sudah berapa kali ngacangin orang lalu tiba-tiba butuh bantuan orang tersebut, usaha jadi gagal semua karena harus membaik-baiki orang tersebut walaupun tidak suka dengan perlakuannya.

Senin, 21 Agustus 2017

Hanya Curhatan..

Dunia dan seisinya memang kejam. Semakin besar, semakin banyak kenyataan yang membuatku jadi banyak pikiran.

Kemarin pulang dari sebuah aktivitas mencari pundi-pundi uang, aku jalan ke sebuah mal daerah Jakarta bersama beberapa teman. Sebut saja namanya L, T, Q, R, dan S. Awalnya aku kira akan makan sushi, ternyata pas sudah sampai sana, gak jadi makan sushi malah jadi makan AW. Yaudahlah.

Seusai makan, seperti orang-orang pada umumnya. Kita mengobrol dahulu. Berbagai macam hal kita obrolin, termasuk ghibahin orang juga (Astaghfirullahaladzim wkwk). Aku cuma mendengarkan, tidak terlalu banyak berbicara karena kondisiku sedang teler alias setengah ngantuk dan lelah. Sesekali aku memancing dengan pertanyaan karena penasaran. Namun, sampai pada beberapa perkataan dari salah seorang dari kelima temanku ini aku merasa.... dia muka dua.

Jujur aja saat dia membicarakan seseorang, ya sebut saja namanya D. Dia bilang "kalau D naik jabatan, gue resign". Jujur aja, waktu dia ngomong gitu aku merasa dia muka dua. Astaga. Aku inget dulu saat jalan bareng ke luar negeri. Dia sering ngobrol sama D dan salah satu isi obrolannya dia ngedukung D biar jabatannya naik. Aku lupa kalimatnya gimana, pokoknya dia mendukung si D untuk dekat dengan salah satu bos karena jaman sekarang itu ya kaya gitu. Maksudnya kaya lirik lagunya Aw Karin yang ini :

hati-hati jaman sekarang
banyak orang berteman punya maksud tujuan
mengumbar kedekatan mencari keuntungan

Teman saya ini mendukung supaya D ngedeketin salah satu bos biar bisa naik jabatannya.
Edanlah.

Usai ngobrol-ngobrol di AW. Aku pisah, aku pulang duluan bersama R dan S karena udah jam 9 dan harus nyetir motor, daripada nyetir sambil merem nantinya mending balik duluan dah. Sebelum ke parkiran motor, aku nemenin R dulu ambil uang dan S beli puyo. Kita pisah sama S, jadi S beli puyo, aku nemenin R ngambil uang terus nanti ketemu di depan store puyo biar gak kelamaan.

Kebetulan, R ini teman dekatku. Aku bilang hal itu, aku bilang aku merasa L muka dua. Aku bilang aku takut. Aku takut, dunia kenapa kejam banget. Aku takut kalau aku ada di posisi orang yang dia muka duain. Takut. Kenapa semakin besar, semakin beragam pula sifat manusia yang kita temukan? Kenapa ada sifat buruk seperti itu? Kenapa semakin lama bekerja, maka semakin terlihat jelas bagaimana sifat semua orang.
Aku takut dengan orang-orang yang bermuka dua.
Aku takut dengan orang-orang yang berteman dengan maksud tujuan tertentu.

Bisakah kita berteman secara gamblang? Jika tidak suka denganku, silahkan katakan ke aku langsung..

Minggu, 13 Agustus 2017

Selamat Tinggal dan Selamat Datang

Untuknya yang muncul dan hilang
Untuknya yang datang dan pergi
Untuknya yang hadir dan tenggelam
Melihatmu kembali merupakan anugerah

Malam ini
Ku baca ulang berbagai percakapan
Dari yang masih ada hingga yang seharusnya sudah tiada
Saat pamit dan kembali

Kembali kubayangkan kebahagiaanku
Ketika muncul sebuah pesan
Setelah penantian
02.10.2014.11.35
20.02.2016.07.09
2 tahun bersama puisiku

Gila. Kok bisa ya?

Kehilangan membuatku harus ingat dengan syukur
Bahwa saat ini tidak hilang seperti dulu
Manusia memang selalu menginginkan yang tidak dimiliki
Raga ini pun menyelam lewat cermin

Di saat syukur dimulai
Di saat itu pula perasaan bermain dengan lihai
Di saat syukur dimulai
Di saat itu pula keadaan berperai
Di saat itu, aku harus memulai syukur

VH.

Jumat, 11 Agustus 2017

Bahasa

Kata orang, ikatan bathin itu ada tapi tidak terlihat. Dan keinginan bisa tersampaikan walau tidak terucap.

Aku percaya dengan hal itu. Bukankah sebelum manusia mengenal kata, mereka berbicara dengan isyarat dan insting. Sebelum manusia mengenal kata, mereka berbicara dengan bahasa tubuh tanpa suara. Sebelum manusia mengenal kata, mereka berbicara dengan bahasa tanpa makna.

Setiap manusia pasti memiliki kepekaan, masalahnya hanya pada penerimaan. Apakah mau menerima dugaannya atau tidak.

Semoga, semoga, dan semoga :)

Rabu, 09 Agustus 2017

Sulit

Ini pertanyaan dan tugas tersulit yang gue miliki sekarang...


Padahal kemarin udah bersyukur bisa menghindar ngerjain paper dengan pertanyaan "apa tujuan hidupmu?" yang khusus diberikan untuk binglas-binglas yang bertugas. EH, sekarang malah dapet jackpot.....

Saya tau sih ini tujuannya baik, tapi bener-bener lagi gak ada mood dan inspirasi.

Senin, 07 Agustus 2017

Bawah dan Atas

Anak-anak pengejar asa
Ada di jalan-jalan Jakarta
Berlarian antar bus kota
Mencari pundi-pundi harta

Bapak Ibu pengusaha
Ada di gedung bertingkat Jakarta
Pergi dengan kendaraan miliknya
Mencari pundi-pundi harta

Lihatlah ke bawah untuk menyadarkan raga
Lihatlah ke atas untuk memacu jiwa

Jumat, 04 Agustus 2017

Masa, Rasa, dan Logika

Setelah baca novel garis waktu
Jadi merasa seperti kehidupanku
Dan beberapa kehidupanmu pun ada disitu
Di saat langit sudah menghitam aku mulai menunggu
Berharap ada kabar hadir di depanku
Nyatanya harapan itu semu

Semakin menunggu semakin semu
Tidak, tidak begitu
Beberapa kali nyata dan beberapa kali semu
Namun, semakin semu terasa semakin lugu
Aku menunggu dan berpikir ragu

Teori-teori hilang dari kepalaku
Muncul pikiran-pikiran kepergianmu
Selalu kuyakinkan bahwa ini trauma masa lalu
Tetap saja, pikiran itu mendatangi kepalaku
Hingga terasa sakit di dada kiriku
Air mata pun membasahi pipi dan dagu

Selalu seperti itu
Disaat menunggu
Lalu muncul pikiran itu
Aku... rapuh.

Kamis, 03 Agustus 2017

Kenapa dan Apakah

Jadi serba salah
Kenapa ingin memulai saja bingung
Kenapa seperti setiap hari jadi sibuk
Bahkan aku tidak tahu kapan kosongnya

Kenapa menunggu
Kenapa menangis
Kenapa mencari
Kenapa melihat
Kenapa frustasi
Kenapa sakit

Apakah hanya aku yang mencari?

Apakah...
sengaja?

Bahkan aku hampir tidak punya banyak kata
Saat ingin bercerita terhambat oleh kondisi
Hingga kata-kata melebur bersama udara menjadi uap
Lalu hilang sudah hasrat ingin berkata-kata

Apakah... sangat sibuk?

Sepertinya aku kelewatan...

Rabu, 02 Agustus 2017

Treat Me Well

Kamu tidak mahir memberi saran, tapi kamu tahu cara mendengarkanku. Kamu tidak mahir melawak, tapi kamu tahu cara membuatku tersenyum. Kamu tidak mahir memimpin, tapi kamu tahu cara menuntunku. Kamu adalah kamu, punya kelebihan dan kekurangan yang hanya jadi milikmu yang menjadi ciri khasmu.

Diedit dari novel Garis Waktu karya Fiersa Besari.