Jumat, 21 Oktober 2022

Titik Tumpu

Titik tumpuku itu kamu.

Spark Joy

Apa yang kamu rasakan ketika sedang jatuh cinta?
Kamu bisa merasakan tubuhmu mengalami getaran-getaran dan aliran darahmu juga terasa
Kamu ingin sering bertemu dan merindu
Kamu merasa ada kupu-kupu di dada
Masihkah semua hal itu terasa padamu?

Minggu, 16 Oktober 2022

Menurut

Aku teringat dengan pembicaraanku dengan salah satu teman kantorku di hari Jumat lalu. Saat itu aku sedang menyelesaikan daily task puzzle di laman www.chess.com. 

Saat itu temanku ingin meminjam stapler-ku, sebut saja namanya Lio (bukan nama asli). 
Lio: "Fa, minjem stapler dong."
Aku: "Tuh," sambil menunjuk ke arah tempat stapler di depanku.
Lio: "Fa, pinjem stapler tolong."
Aku: "Tuh," masih sama, sambil menunjuk ke arah tempat stapler di depanku.
Lio: "Ya Allah, Fa, tolong ambilin, kan gue udah minta tolong dari tadi."
Aku: "Itu, ya Allah tinggal ngambil doang," jawabku.
Lio: "Ya ambilin, Fa, kan barang lu."
Ini aku agak kesel karena barangnya terpampang nyata di atas meja, tidak ada di dalam tas ataupun laci-laci. Dia tinggal ambil aja, gak perlu buka-buka ini-itu. Dia juga duduknya di belakangku dan sudah menghadap ke arahku, tinggal ambil aja gitu loh, apa susahnya sih. Dia juga kan udah minta izin ke aku dan udah aku kasih izin. 

Akhirnya aku ambilin karena malas dengar dia ngoceh. 
Aku: "Nih," sambil menyerahkan stapler-nya.

Lalu, aku kembali fokus ke layar komputerku. Dan, dia tiba-tiba ngoceh lagi.
Lio: "Lu tuh harus nurut sama suami."
Otomatis aku langsung refleks nengok ke belakang, terus jawab pakai nada tinggi. 
Aku: "Eh, lu bukan suami gue ye!"
Lalu, orang-orang yang jam istirahatnya tetap di kantor langsung menengok ke arahku dan Lio. Koordinatorku yang duduk di sebelah Lio langsung melihat ke sekeliling orang di kantor lalu minta maaf. 
Koordinator: "Maaf ya guys, ini perdebatan rumah tangga."
Aku: "Maaf ya kakak-kakak."

Lio: "Maksudnya kalau nanti lu punya suami, Fa, jangan kaya gitu, lu harus nurut," sambung Lio menjawab ucapanku tadi. 
Aku: "Ya, lo kan bukan suami gue!"
Lio: "Ya kan udah gue klarifikasi, kalau nanti lo punya suami, lo jadi istri, lo harus nurut."
Gue dalem hati: WTF!

Gue kesel banget di sini sama perintah dia buat nurut sama suami.
1. Dia bukan suami gue. Kalimat dia jelas-jelas udah salah dari awal.
2. Itu barang yang dia minta bener-bener depan matanya, gue rasa kalaupun gue punya suami, suami gue kagak lumpuh ya sampe ngambil barang yang ada di depan mata yang gak harus jalan dan masih bisa dia gapai aja minta ambilin. 
3. Alih-alih nurut, gue lebih suka bicara dan diskusi dengan pasangan untuk mencari solusi, gak serta-merta nurut ini-itu. 
4. Gue paham kalau seorang istri harus nurut sama suami. Cuma, dengan orang tua yang udah mengurus dan mengasuh gue dari gue bayi aja, gue ada gak nurutnya. Apalagi sama suami yang baru aja mendampingi gue di usia dewasa gue. Cuma, gak gitu juga konsepnya. Gue akan berusaha mengikuti apa yang gue ingin ikuti, dan kalau ada hal-hal yang gue keberatan ya gue bakal bilang. Pasti akan ada aja pertengkaran ini itu ataupun diskusi ini itu, gak serta merta gue manut-manut aja gitu loh. 

Sekian kejadian Jumat kemarin dan pemikiran gue yang jauh kemana-mana. 

Jakarta, 16 Oktober 2022
Jam 23.53 WIB

Senin, 10 Oktober 2022

Bisakah Kamu Menerima Baik dan Burukku?

Bisakah kamu menerimaku seutuhnya?
Aku bukanlah manusia yang sempurna dan selalu hanya ada kebaikan di dalamnya. Aku campuran dari baik dan buruknya manusia. Aktivitasku tidak hanya seputar pahala, tapi juga bercampur dosa. Bukankah setiap manusia memiliki dosanya masing-masing?

Hampir setiap manusia memiliki kecenderungan jalan dosanya. Setiap manusia memiliki kenakalan dan kebaikannya masing-masing. Bisakah pasanganku menerimaku seutuhnya? Bisakah ia mendengar segala celotehanku, entah tentang kebaikan atau keburukanku? 

Selayaknya aku yang ingin mengenal baik dan buruknya dan mencoba untuk mendampinginya. Seperti aku yang menemani jalan pahala dan dosanya. Bisakah ia mendampingi jalanku juga?

Aku ingin berbicara tentang berbagai hal denganmu. Aku ingin mengatakan isi pikiranku yang bermacam-macam. Dengarkan aku... aku hanya ingin mengatakannya kepadamu, bukan yang lainnya. Aku sedang tidak ingin kamu nilai, cukup dengarkan aku dan belajarlah mengenal keburukanku juga. Karena aku bukanlah satu sisi saja. Atau, kamu memang hanya ingin mengenalku dari satu sisi saja?

Aku bukan manusia sempurna. Jangan hanya kamu lihat aktivitas ibadahku saja dan tutup mata dengan lainnya. Tapi juga ketika aku melakukan dosa. Terimalah baik dan burukku, dampingi aku, karena sesungguhnya aku bukanlah manusia yang sempurna.

Sudahkah kamu memperbaiki dirimu hingga kamu bisa memandangku seburuk itu? 

Senin, 10 Oktober 2022
23.57 WIB
641 and maybe also for others. 

Kamis, 29 September 2022

Sudahkah Kau Lihat Aku?

Sudahkah kau lihat aku? 
Sudahkah kau perhatikan aku?
Sudahkah kau tengok aku?
Atau hanya berfokus pada dirimu saja?

Aku di sini butuh sentuhanmu 
Aku di sini butuh bahumu 
Aku di sini butuh kehadiranmu 
Aku di sini butuh keberadaanmu 

Bukan hanya kata-kata
Bukan hanya kehadiran maya 
Bukan hanya obralan cinta
Tetapi kehadiran jiwa dan ragamu secara nyata

Jangan sampai aku tertarik ke dalam jurang
Jangan sampai aku melihat pelangi di seberang
Karena tetap kamu yang aku mau 
Karena tetap bersamamu aku ingin habiskan hidupku

MN.
Jakarta, 29 September 2022.

Sabtu, 30 Juli 2022

Tidak Bisa

Aku tidak bisa
atau mungkin, belum bisa
lepas darimu
diam

Kamu bicara padaku
kamu tidak bisa
hatiku terenyuh
lara dan cinta

Minggu, 24 Juli 2022

Aku tahu, aku tidak akan pernah siap 
Tapi jika aku tidak menyelesaikan malam ini
Keesokan harinya akan lebih runyam jika ada masalah
Karena bangkai pasti akan tercium walau disimpan serapat apapun

Semoga keputusanku benar

641

Sabtu, 23 Juli 2022

Perilaku Malam Ini

Jika kamu segitu enggannya melihatku, maka aku akan menerima karena itu harga yang harus kubayar

641

Senin, 27 Juni 2022

Perpindahan Rasa dan Rasa Percaya

Malam ini aku menangkap sebuah kalimat dari curhatan sahabatku bahwa, "semua perpindahan rasa itu ada prosesnya, tidak serta-merta terjadi seketika."

"Ada hal yang sudah diharapkan dari sejak lama kepada pasangan, tapi pasangan tidak bisa memenuhi. Harapan itu pun juga sudah diucapkan, tidak hanya dipendam dan berharap pasangan mengetahui apa yang kita harapkan tanpa memberitahunya."

----------------------------------------------------------

Beberapa hari lalu, aku juga habis membaca sebuah tulisan dari seorang wanita Anonim di sebuah platform yang berisi: 

((warning!! isi konten di bawah ini agak dewasa))

Perempuan sejak kecil dicekoki didikan kalau:

"seks itu salah"

"cuma perempuan nakal yang doyan"


Perempuan juga sejak kecil dicekoki ajaran: 

"harus nikah, lebih cepat lebih baik"

"cepatlah jadi ibu"

"harus memuaskan suami", dan sejenisnya.


Belum lagi kalimat-kalimat: 

"gendut itu jelek"

"harus SEMPURNA (putih, langsing, pinggang kecil, pantat dan dada besar, muka mulus) biar disayang suami"

"vagina itu harus kesat biar suami puas", dan sebagainya.


Ajaran-ajaran yang simpang-siur ini bikin kebanyakan perempuan serba salah. Level libido alami semua orang beda-beda, fisik manusia pada umumnya tidak sempurna, ditambah pemahaman biologi dan psikologi yang tidak benar.


Sebagai wanita, ada hal-hal yang membuat penulis bisa luluh dengan pasangan dan bersedia menyerahkan tubuh kepada pasangan kapanpun itu.

Untuk pembaca, penulis mohon untuk tidak membicarakan perihal dosa karena tidak memasukan bahasan terkait dosa ke dalam topik bahasan ini. 

Sebagai wanita, penulis memiliki 1001 halangan untuk bisa berhubungan seksual: moralitas, rasa bersalah, malu, rendah diri, jijik, takut, semua bercampur-baur. Penulis juga punya banyak tanggung jawab, punya banyak hal yang harus diurus; itu bikin overthinking dan susah nafsu.


Secara umum, perempuan bisa nafsu jika merasa AMAN dan NYAMAN dengan pasangan. Jika ia merasa DISAYANG, merasa CINTA, dan merasa TERHUBUNG dengan pasangannya.


Pasangan penulis selalu membuat penulis tenang dengan caranya, padahal penulis adalah orang yang moody, mudah baper, dan overthinking. Ketika penulis mencelotehkan berbagai hal, ia mendengarkan. Dari celotehan terkait hal-hal yang jelas sampai melantur, pasangan penulis MENDENGARKAN.

Dia tidak merendahkan penulis, tidak menganggap penulis bodoh atau konyol meskipun hanya celotehan atau keresahan terkait hal-hal remeh. Setelah penulis selesai berbicara, mengoceh, meracau, dan melantur; dia pelan-pelan memberi pandangan ke saya, pelan-pelan membimbing, dan menenangkan saya.

Penulis dipeluk, dibelai rambut dan punggungnya, dicium keningnya.

Dia membuat penulis merasa AMAN, NYAMAN, dan DISAYANG.


Karena penulis sudah tenang nangis di pelukan dia, sudah dapat solusi, dan penulis merasa KONEK dengan dia. Jadi, ketika dia ngekep penulis, pelan-pelan mengelus dan membelai rambut penulis, tangannya menggerayang kemana-mana, penulis tidak merasa jijik dan dimanfaatkan. Penulis merasa DIMANJA dan DISAYANG.

Penulis jadi paham kenapa orang Barat menyebut hubungan seks itu "make LOVE": karena ADA CINTA di sana.


Perempuan selalu kebanyakan pikiran. Jika pikirannya sudah tenang, sudah santai, sudah nyaman, dan aman, baru deh bisa melakukan hubungan seks dengan tenang. Ketika psikologis sudah tenang, vagina akan mengeluarkan banyak pelumas, lubang terbuka lebar, dan bisa merasakan kenikmatan; tidak sakit, stres, jijik, ataupun murka ketika tergesek penis yang bolak-balik keluar masuk.

Kebanyakan teman perempuan penulis baru tersulut nafsunya kalau sudah merasa aman, nyaman, dan disayang sama lelakinya, sama seperti penulis. Kami kebanyakan lama menyala nafsunya, tetapi jika sudah tersulut menjadi ganas dan buas. Dan jangan pula dibilang gatelan kalo sudah seperti itu! 


Hati dan tubuh itu SATU PAKET. Suami dan istri itu SATU KESATUAN, SATU TUBUH SATU HATI. Begitu hati sudah menyatu, akan mudah untuk menyatukan tubuh.


Source: sebuah komentar di link https://qr.ae/pvoQxc

----------------------------------------------------------

Also:


Minggu, 19 Juni 2022

Datang

Aku ingin datang dan menghambur ke arahmu
Memeluk dirimu dan membagi cerita tentang hariku
Menatapmu dan tertawa bersamamu

Jumat, 17 Juni 2022

Karena Tempatmu Pulang Bukan Aku

Karena tempatmu pulang bukan aku
Bukan aku orang yang ingin kau temui selepas penatnya bekerja
Bukan aku orang yang kau cari karena rindu menggebu-gebu di hati
Bukan aku harapanmu

Tapi aku sebaliknya
Kamu tempatku pulang
Kamu orang yang paling ingin kutemui selepas penatku bekerja
Kamu orang yang aku cari-cari setiap hari akibat rindu
Sampai semuanya hilang begitu saja

Aku berpindah haluan

Selasa, 14 Juni 2022

Aroma

Aku yang tergila-gila pada aroma
Menusuk hidung menyeruak di dada 
Antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda
Perlahan-lahan menumbuhkan cinta dan identitas raga

641

Senin, 06 Juni 2022

Tidak Ingin

Aku tidak ingin mendengar apa yang aku tidak ingin dengar 
Aku tidak ingin mendebatkan suatu hal karena itu melelahkan
Aku tidak ingin memaksa apa yang sulit untuk diubah 
Aku mengambil jalan pintas yang mungkin lebih merugikan tapi menguntungkan semua orang, tapi tetap tidak bisa diterima

Aku teringat-ingat hal yang tidak ingin kuingat 
Aku tidak ingin banyak berpikir 
Aku tidak mau banyak terpapar 
Aku memilih keluar dan kembali saat semua sudah tenang

Aku tidak bisa menjadi pengayom dan penengah

Kamis, 26 Mei 2022

Candu

Kamu adalah candu
Pahit kopiku di hari Minggu
Akalku menjauhkanmu
Hatiku menarik dirimu

Kamu adalah candu buatku

641

Minggu, 01 Mei 2022

Rasa (yang Harus) Dipenjara

Kamu adalah waktu yang muncul bersama keinginan jiwa
Kamu adalah masa yang tidak akan kulupa beserta segala tipu dayanya
Kamu adalah manusia yang mengisi kekosongan jiwa 
Kamu adalah bagian dari cerita yang berharga tapi juga menimbulkan dosa

Dan cahaya tidak bisa lepas dari jeratnya
641

Tidak Tahu

Aku tidak tahu apa yang kamu rasa
Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan
Apakah sama dengan yang kukira?

641

Selasa, 19 April 2022

Untuk Apa!

Aku ingin sebuah rasa, bukan hanya kata-kata
Aku ingin pembuktian belaka, bukan hanya kata-kata
Aku ingin melihat hal yang nyata, bukan tulisanmu di dunia maya 
Aku ingin kamu ada, dari sebagian waktumu untuk bekerja

Kamis, 24 Maret 2022

Pergi

Aku tidak akan menyentuh nada
Jika ia tidak ingin aku sentuh
Aku tidak akan mendengar suara
Jika ia tidak ingin aku dengar 

Aku denganmu
--karena ada awalan 
Aku tidak akan menempel kepadamu
--jika aku tidak merasakan kedekatan

Aku memang menyusahkan 
Jadi mengharapkan segala kebersamaan
Ketika sudah ada perlekatan
Ingin sering berada dalam dekapan

Aku tidak akan mengontak
Jika tidak ingin kukontak

Senin, 28 Februari 2022

Kembali

Pada akhirnya aku kembali ke kamu
Lagi dan lagi
Tidak rela aku melepasmu
Kecuali kamu yang meminta untuk lepas dariku

Kamu,
Tempatku kembali
Lagi dan lagi
Dari semua dosa-dosa

Minggu, 20 Februari 2022

Aku

Jika kamu menginginkanku
Kamu harus memahami segala tingkah lakuku

Jika kamu menginginkanku
Kamu harus menerima segala manjaku

Jika kamu menginginkanku
Kamu harus mempelajari perasaanku

Jika kamu menginginkanku 
Kamu harus berusaha mengenalku seluruhnya

Terkadang aku manja dan ingin menikmati kota bersama 
Duduk di atas motor berdua keliling ibukota
Memelukmu erat
Berbicara dan bercanda tawa 

Terkadang hatiku terlalu lembut 
Sehingga kamu tidak bisa berkata seenaknya
Terkadang aku menahan amarah hingga tangisku pecah
Lafalku tidak bisa keras karena aku tidak suka pertengkaran dan amarah
Aku hanya bisa diam, menahan rasa marah hingga tangisku pecah

Terkadang rinduku menggebu-gebu
Menginginkan waktu temu yang banyak denganmu
Aku tidak suka menyimpan rasa dan berharap kamu paham dengan apa yang kurasa 
Pasti akan selalu kuungkapkan dan aku harap kamu mengerti dan dapat mewujudkan

Jika kamu menginginkanku
Pelajarilah aku dari segala sisi
Seperti aku mempelajarimu
Dan menerimamu seutuhnya

Kamis, 27 Januari 2022

Lihat Aku

Buat apa kita bersama kalau kamu fokus pada dunia lainnya? 
Buat apa ada di depan mata kalau kita tidak saling bicara?
Duniamu siapa? 
Kamu ingin berbicara dengan siapa? 

Aku yang di hadapanmu 
Atau
Temanmu yang entah ada belahan bumi sebelah mana? 

Siapa? 

Lalu, kau hargai apa kehadiranku? 

30 Januari 2021

Sabtu, 01 Januari 2022

New Year 2022

Ada syukur yang aku rasakan dari pergantian tahun di malam hari ini. Syukurku tidak jauh dari aku memiliki pertemanan yang baik untuk waktu yang terbilang cukup lama. Pertemanan yang dimulai sejak aku menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama di kelas 2. Ketika saat itu usiaku sekitar 13 tahun. 

Hingga hari ini, 31 Desember 2021 aku masih bisa berkumpul bersama mereka, lengkap berjumlah 5 orang. Syukurku melihat mereka sehat dan bahagia, walau tetap ada masalah-masalah kehidupan di dalamnya. 

Ada rasa sedih juga yang terselip dalam hatiku. Kehadiran teman-temanku hari ini bersama pasangannya masing-masing. Meskipun kecil kesedihan dan keresahan yang aku rasakan, tapi ketika tersentil dengan pertanyaan-pertanyaan rasanya sensitif sekali. 

"Emang pacarnya kemana?" tanya Bang J, salah seorang lelaki, pacarnya temanku. 
"Ada..." hanya itu jawaban yang keluar dari mulutku, sambil berusaha memikirkan jawaban selanjutnya agar pacarku tidak terkesan buruk. 
"Sama keluarganya?" tanyanya lagi. 
"Enggak... sama temen rumahnya," tenggorokanku rasanya tercekat dengan jawabanku sendiri dan realita yang nyata ini. 
"Sama temennya?! Kalau sama keluarganya mah wajar," jawab Bang J. 
"Hehehe," jawabku, sudah kelu. 
"Ini moment bukan sih buat kamu?" tanyanya lagi. 
"Hehehe," aku sudah tidak tahu mau menjawab apa lagi, tidak punya kata-kata. 
"Dia udah janji duluan sama temen rumahnya," jawabku setelahnya. 

Hatiku sudah tidak karuan rasanya. Serentetan pertanyaan yang memaksa akalku untuk berpikir. Berharap jawabanku bisa menyelamatkan pandangan orang terhadap pasanganku, namun tidak bisa. Jawaban penyelamatan itu juga sekaligus aku harapkan bisa untuk menenangkan hatiku, namun memang tidak bisa. Realitanya memang pahit. 

Aku harap kamu bisa bahagia berkumpul bersama teman-temanmu. Karena aku sudah sangat cukup berusaha memberikan kamu ruang untuk berbahagia. Semoga kamu bisa mendapatkan segala kebutuhan yang kamu butuhkan; kasih sayangku, canda tawa dari teman-temanmu, perhatian keluargamu, dan kesehatan dari Tuhan. Dan semoga kamu tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan. 

MN.