Kamis, 28 Desember 2017

Pandang Mata

Kita berhenti bertemu raga
Namun sering bertatap mata
Bertemu pandang dengan makna
Menatap nanar dan cinta

Terima kasih atas dua kalimatnya
Tidak suka
Mewakili dan memudahkan dalam semua kejadian nyata
Lebih baik daripada berperang di awal melawan derita

Engkau mudah mengatakan kata
Tidak pernah kau katakan suka tapi langsung tidak suka
Aku bahkan menimbang setiap kata karena sebuah rasa
Tidak pernah ku katakan suka dan tidak suka

Aku masih menyimpan segalanya menjadi rahasia
Terima kasih telah membuatku mudah lupa
Karena dua katamu adalah alasannya
Jawaban tersingkat, padat, jelas, dan penuh makna

Terima kasih yaa...

Ingin berhenti menatap dengan makna
Tapi, aku terlalu peka
Bahasa tubuh adalah hal yang nyata
Aku seperti ingin memberikan hal yang sama............

Senin, 25 Desember 2017

Akhirnya

Terima kasih atas kesabarannya
Menghadapi manusia yang seperti tak punya rasa
Terima kasih atas pengertiannya
Untuk tetap mendengar dan tidak bertanya 

Engkau mungkin tidak sepenuhnya paham
Engkau juga tidak sepenuhnya peduli kecam
Tapi dia tetap menemani dalam diam
Hingga pada akhir aku jatuh dan dia tetap di dalam

Aku berada dalam beberapa kesulitan
Dari mulai adanya kerisihan
Aku membuat berbagai aduan
Lalu berlanjut pada kepasrahan

Aku terlalu lelah membuat harapan
Akan sesuatu yang belum tentu nyata adanya 
Aku menyerah pada sebuah pemahaman
Akan kepasrahan sebuah rasa

Waktu berlalu begitu cepat
Atau hal tersebut memang hanya sebentar?
Waktu dan rasa memang selalu meluncur dengan pesat 
Hingga berakhir pada rasa sakit dan perih yang tidak sebentar

Pada akhirnya kita berhenti bertanya
Kita juga berhenti bersua 
Pada akhirnya aku kembali padanya
Seseorang yang hampir selalu ada

Ceritaku dengannya sudah hampir tiada
Bahasaku dengannya sudah tidak ada
Hatiku sudah tidak memiliki rasa
Hariku sudah selesai dengannya

Terima kasih telah hadir di masa lalu
Terima kasih telah menemani masa ini
Semoga selalu menemani hingga masa depan
Tetaplah seperti ini, selalu kucari dan kutemui

VH. 

Tenda Biru

Selesai UAS rasanya lega banget, padahal belum tentu bakalan lolos nilainya. Oke, lolos bukan lulus. Bisa lolos aja udah syukur :)

Jadi, ini mau cerita aja sih. Biasanya kalau istirahat atau balik kuliah, gue sama temen-temen gue makannya di kantin RIK. Tapi, beberapa hari yang lalu kita diajak Mamang buat makan di Pocin alias Pondok Cina. Katanya dia enak dan murah. Waktu diajak makan ini gue lagi agak gak engeh karena lagi mau ngumpulin absen kelas kalau gak salah. Dan L, Zz, sm Sipa juga mau ngurusin sesuatu. Alhasil kita gak engeh semua kalau diajak makan ke Pocin. Kita baru engeh pas udah ngumpul di kantin dan nyariin Dinda. 

L : "Dinda mana?"
S : "Gak tau, coba tlp"
*nlp Dinda*
I : "Halo"
D : "Halo"
I : "Lay, dimana?"
D : "Di Pocin"
I : "Lah anjir kok di Pocin"
D : "Lah tadi katanya mo makan di Pocin, gue sm Mamang nih."
I : "Yah, td ngurusin yg lain-lain dulu. Yaudah kita makan di RIK dah"
*tlp ditutup*

Besokannya, kita sepakat buat makan di Pocin. Pertama kali gue makan disini, gue kaget, kok ada tempat makan yang lumayan enak disini. Padahal gue suka lewat Pocin, tapi gak pernah engeh. Suka sama tempatnya dari pertama ke sini karena adem, terus gak terlalu rame gitu, gak banyak pengamen juga, sama makanannya juga enak ternyata dan murah juga hehe. Tempatnya bukan tempat mewah, tapi kaya tempat makan biasa tapi gue pewe banget di sini. Alhasil, gue jadi sering minta makan ke sini sama temen-temen. Pewe banget di sini. 

Waktu itu gue gak tau ini tempat namanya apa, karena sejujurnya ini bukan di daerah Pocin persis, tapi agak masuk pedalaman gitu. Terus pas lagi ditlp Zz gue nanya ini dimana dan kata seorang teman, tenda biru. 



Kamis, 21 Desember 2017

Waktu Kita

Bisakah kita memiliki waktu kita lagi?
Seperti dahulu dalam blog pertamaku tentangmu 
Kita mengobrol di setiap sore
Atau saat kita bertemu kembali 
Kita mengobrol di akhir pekan

Bisakah aku mendapatkan waktumu lagi?
Apakah teleponmu hanya untuk awal saja?
Mungkinkah itu hanya sebuah rasa penasaran?
Hingga berakhir dengan berbagai khayalan 

Sederet panggilan darimu berjajar rapih
Mengisi memori panggilan masuk telepon
Bisakah seperti itu lagi?
Mendengar obrolan yang terkadang tidak jelas arahnya
Diam dan berbicara lagi
Mendengarmu bernyanyi dan berdendang

Apakah hanya untuk di awal saja?
Aku... rindu.

VH.

Rabu, 20 Desember 2017

Cerita dari Teman dan Pengalaman

Siang ini saya mengobrol dengan salah seorang teman kuliah. Sebut saja namanya Mawar. (Kasian yang namanya beneran Mawar, jadi inisial untuk orang kurang baik melulu:( ).

Histori sebelumnya, Mawar pernah menjalin hubungan dengan lelaki namanya X. Hubungannya sudah berjalan sekian tahun. Lalu, saat sedang melakukan kegiatan kampus, Mawar bertemu dengan seorang lelaki bernama Y. Mawar langsung suka dari pertama kali melihat. Lalu, Mawar dan Y membuat hubungan pertemanan. Hubungan pertemanan tersebut lama-lama menggunakan perasaan, baik Mawar maupun Y. Pada masa ini, Mawar dan X masih berpacaran. Hingga, X mengetahui tentang hubungan Mawar dan Y. Lalu, Mawar dan X putus. Setelah itu, Mawar pacaran dengan Y.

Saat ini, Mawar masih bersama Y. Lalu, Mawar baru saja bergabung dengan suatu kepanitiaan. Mawar mengenal seorang lelaki bernama Z. Awalnya, Mawar biasa saja. Saat Z mengechat Mawar, dia menceritakan pada pacarnya, si Y kalau si Z suka ngechat-ngechat. Namun, semakin lama, semakin sering ia bertemu. Mulai dari belajar bersama dari malam hingga pagi di sebuah kedai kopi, menemani makan, dan hal-hal lain yang membuat intensitas temu semakin sering membuat Mawar mulai timbul perasaan.

Saat perasaan itu mulai timbul, Mawar tidak lagi pernah melaporkan ke Y tentang apa chat dari Z untuk Mawar. Saya langsung mengatakan sebuah tebakan, "pasti kalau laki lu iseng nanya si Z, muka lu sok-sokan biasa aja!" Mawar menjawab, "Iya, bener banget! Hahahaha." Lalu, saya teruskan, "bahkan lu pasti langsung nanyain topik yang lain atau langsung ngalihin gitu." Mawar menjawab lagi, "Iyaaa!!!!"

Dari situ dapat disimpulkan, wanita yang masih mengadu, itu berarti ia risih dan meminta kepedulian. Disaat wanita sudah tidak mempermasalahkan alias lelah, disitu sudah ada apa-apa.

Selasa, 19 Desember 2017

PASSWORD

Terkadang kita bertanya
Terkadang kita menerka
Bahkan terkadang kita memaksa

Sebuah kata yang dapat membuka jendela
Ataupun frasa yang dapat mengubah dunia
Terlebih karenanya dapat menemukan arti cinta

Dalam hati ini selalu bertanya
Apakah dia akan memberikannya
Karena aku tak kuasa menahannya

Andaikan saja dia bersedia
Kan kuyakinkan padanya
Bahwa password ini miliknya

Dibuat oleh S
Jakarta, 19 Desember 2017

Kamis, 14 Desember 2017

:(

Sesungguhnya saya butuh menulis sebagai healing therapy. Sungguh, saya tidak tau ingin menulis apa. 

Waktu terus merangkak maju 
Menciptakan cerita-cerita baru
Ada kebahagiaan dan haru 
Ada kesedihan dan sedu

Sebuah tubuh terus melangkah
Menerjang hutan, menjelajah
Mata air mengalir menghidupkan
Ditenggak menjadi duri di tenggorokan 

Pemuda terlena dalam khayalan cinta
Wanita terhasut oleh sang masa
Dunia dan seisinya 
Memang sangat sampah. 

sakit banget ya Tuhan........................................................................................................................


Minggu, 10 Desember 2017

Hampir Berhenti

Sepertinya waktu kita hampir habis
Aku sama-sama hampir berhenti pada kedua sisi
Dia berhenti bertanya seperti orang bermain pianis
Aku berhenti mengganggu orang di ujung sisi

Waktu telah mengubah orang-orang
Seiring orang-orang mengubah waktu

Aku menyerah dalam kehidupan
Membiarkan arus dunia membawa
Menjelajahi takdir masa depan
Pasrah terhadap hantaman realita

Aku muak dengan sandiwara
Aku muak dengan mereka
Aku muak dengan cinta
Aku muak dengan rasa

Aku...
menyerah kepadanya dan dia.

Hanya Sebatas Garis

Dunia memang paling hebat dalam menyusun rencana, Tuhanku pasti tahu mana yang terbaik untukku. Sempat aku masuk dalam tahap denial seperti dalam respon berduka kehilangan, lalu anger, bargaining, depression, hingga acceptance. Semua tahap itu butuh waktu yang lama, berupa pergolakan batin yang luar biasa, tangis dan keberanian. Hingga saya masuk dalam tahap acceptance, semua hal yang saya accept menjadi lenyap. Jarak antara kebahagiaan dan kesedihan ternyata hanya sebatas garis. 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Supaya ada faedahnya sedikit postingan ini, ku kasih sedikit ilmu. 
Teori Kubler Ross - Respon Berduka Kehilangan
Source: 
https://en.wikipedia.org/wiki/Elisabeth_Kübler-Ross
https://www.slideshare.net/iphee/dying-death
Berduka merupakan respon fisik dan psikologis individu yang mengalami kehilangan. Berduka kehilangan akan melalui 5 tahap tersebut umumnya, namun bisa juga dari tahap 1 langsung ke tahap 5. Dalam respon berduka kehilangan sebenarnya yang paling terpenting ialah tahap 5, acceptance

Saya berikan contoh kasus.
Seorang Ibu tinggal di sebuah rumah di daerah Bogor. Ibu tersebut sedang mencuci lalu datanglah orang mengetuk pintu rumahnya. Ibu itu membuka pintunya dan mempersilahkan masuk. Namun, tamunya menolak halus dan mengatakan bahwa suami Ibu tersebut sudah meninggal karena kecelakaan. 

Bagaimana respon Ibu tersebut? Apakah jawabannya "oh iya, makasih ya informasinya"? Tentu tidak, psikologisnya akan shock mendengar kabar kehilangan tersebut dan akan melalui tahap 1, yaitu : 

1. Denial atau penyangkalan : Tidak mungkin suami saya meninggal!

Lalu bagaimana seharusnya respon tamu tersebut? Maklumi saja, Ibu itu sedang shock karena informasi tersebut. Baiknya, tetap diberitahukan kenyataan lainnya. "Benar Bu, sekarang suami Ibu ada di RS XXX." Informasi tambahan tersebut berupa lokasi. 

2. Anger atau marah : Pasti gara-gara dokter atau perawatnya nih makanya suami saya jadi meninggal! (ini sering banget terjadi kayanya, yang disalahin tenaga kesehatannya :')) atau respon lainnya berupa Siapa sih penabraknya?!!!

Yang ini gak perlu banyak direspon. Intinya di bawa aja ke lokasi suaminya. Omongan orang yang lagi dalam respon berduka kehilangan gak usah banyak dimasukin ke hati karena ngaco. omongannya. 

3. Bargaining atau tawar-menawar : Coba tadi saya gak ngizinin suami saya pergi. 
Isinya berupa penyesalan kepada hal-hal yang telah dilakukan di masa lalu. 

4. Depression atau depresi : Saya gak bisa hidup tanpa suami saya. Nanti gimana hidup saya? Nanti gimana makan anak-anak saya? Nanti, nanti, nanti.. 
Isinya berupa ketakutan akan masa depan. 
Fase 4 ini tidak boleh terlalu lama, karena dapat berujung pada masalah gangguan jiwa. Diharapkan cepat maju ke fase 5. 

5. Acceptance atau penerimaan : Saya bisa hidup sendiri. Badan saya masih sehat, saya bisa usaha kecil-kecilan dengan modal dari warisan suami saya untuk menghidupi anak saya. 
Fase 5 ialah tahap akhir dari respon berduka kehilangan yang isinya penerimaan dan penemuan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. 

Berduka kehilangan tidak hanya dapat terjadi akibat kehilangan orang (meninggal, ditinggal pacar), tapi juga dapat terjadi karena kehilangan waktu (menunggu). Contoh lain dari kehilangan yaitu kehilangan benda (laptop terjatuh), kehilangan jabatan (PHK), kehilangan harga diri (pemerkosaan), dan lain-lain. 

Sabtu, 18 November 2017

Hari Ini

Kurang lebih aku paham dengan dirinya
Aku berada dalam beberapa posisi pelakon realita
Kurang lebih aku seperti seorang wanita dalam buku ceritanya
Aku berada dalam dua sisi sebuah hubungan tentang rasa

Aku menyerah di jalan raya
Memilih berhenti untuk membuat asa
Berlatih untuk menerima hal yang nyata
Dalam batas kewajaran yang tidak sewajarnya

Pengakuan yang seharusnya tidak kuakui
Seperti dirinya yang selalu bersembunyi
Aku berada di posisinya saat ini
Mendapatkan banyak perhatian dari pengagum diri

Obrolan malam ini
Segala bentuk pemberian
Pertemuan malam ini
Bahasan segala pemikiran

Apa yang akan terjadi esok?
Akibat kebodohanku, aku hanya meminta doa.

Rabu, 08 November 2017

Aku Pernah

Aku pernah menunggu
Sekian tahun lamanya
Jika saat ini aku disuruh menunggu
Akan kutunggu karena tidak selama dulu kala
Suatu pengharapan hanya menimbulkan kecewa
Akan kutunggu tanpa harap
Ku berikan sebuah doa dikala ingat
Untuk keberkahan dan kebaikan di masa depanmu

VH.

Senin, 06 November 2017

Sebuah Kekecewaan

Semalam, aku menunggu dirinya. Tidak biasanya last seen berjarak sangat jauh. Sekitar jam 11 dan jam 13 dari kedua kontaknya. Aku tau ia sedang sakit, lalu kuputuskan untuk menunggu. Setiap ada bunyi pesan masuk langsung kusambar handphoneku, namun hanya sebuah notifikasi dari grup. Hingga muncul sebuah telepon dari nomor 021 seusai maghrib. Agak ragu, namun tetap kuangkat.

"Halo," lalu aku terdiam, "maaf ini siapa ya?"
"Halo," lalu seseorang diseberang telepon menjawab, "apa benar ini dengan Ibu xxx? Saya akan melakukan pemasangan blablabla," dengan nada suara lembut yang khas seperti suara orang yang kutunggu.
Terkadang, orang yang kutunggu memang suka melakukan pembicaraan seperti itu karena pekerjaannya terbiasa melakukan itu. Senyumku sudah mengembang dan aku sudah ingin melontarkan kata "Emash!". Tapi kuurungkan karena orang diseberang telepon bertanya kembali lebih dulu sebelum aku melontarkan kata itu.
"Lagi ada pengajian?" karena masjid di dekat rumahku sedang aktif melantunkan puji-pujian setelah salat maghrib dan nada suara orang di seberang telepon pun berubah menjadi lebih parau seperti biasanya. Sialan! Aku langsung tau ini siapa dan langsung merutuk dalam hati. Ada kekecewaan yang timbul, rasanya jadi campur antara kesal dan sedih.

Kenapa yang ditunggu tak kunjung datang dan yang tak pantas untuk ditunggu selalu menghampiri?

VH
Stasiun Pondok Ranji-Tangerang Selatan, 6 November 2017

Selasa, 10 Oktober 2017

Muse

Just a little bit of text can make my day better
Waiting the unanswered text can make me feel bitter
Thank you for the attention when me need
If you ask about to stay
The answer is:
I wouldn't bored with you and I'll stay
Because you're my muse
And always be my muse
VH

Jumat, 29 September 2017

Tulisan Beberapa Minggu yang Lalu

Terkadang merasa sulit untuk memulai pembicaraan. Disaat aku ingin bercerita, yang terpikir pasti "apakah dia sedang sibuk?" dan berakhir dengan menunda cerita. Hingga, mood untuk bercerita sudah benar-benar hilang dan kita baru berbicara. Isi pesan kita hanyalah sesuatu yang itu-itu saja.


Senin, 25 September 2017

Kembali ke RumahMu

Terlalu perdulikah aku dengan dunia?
Hingga aku melupakan Engkau
Aku datang ke rumahMu ya Allah
Untuk mengadukan segala kegelisahan

Ampuni aku yang datang disaat susah
Di lain hal aku juga berpikir
Apakah Engkau ingin mengobrol denganku?
Hingga tidak satupun manusia ingin ku ajak bercerita
Dan hatiku ingin datang ke rumahMu

Terimalah aku untuk bertamu
Biarkan aku menyesapi hidangan ketenangan dariMu
Berilah aku ruang untuk berbincang denganMu
Tunjukan jalan keluar yang terbaik atas segala masalahku

Sungguh, memang hanya Engkau tempat kembali
Sungguh, memang hanya Engkau tempat mengadu
Sungguh, memang hanya Engkau tempat meminta
Sungguh, memang hanya Engkau tempat berserah

Dengarlah ceritaku ya Tuhan
Ampuni segala dosaku

Minggu, 24 September 2017
Pengharapan dan doa di malam hari

Matilah Aku Berdosa

Mungkinkah aku termakan karma?
Apakah aku terlalu sadis dalam berkata-kata?
Kenapa aku ingin seperti biasa?
Bukankah ini yang kuharap saat sedia kala?

Seperti katanya
Aku mulai terbiasa
Dan tiba-tiba berubah
Rasaku seperti tergeledah

Manusia memang tidak pernah bersyukur
Aku memang jarang bersyukur
Ya, aku memang manusia
Tempatnya salah dan dosa

Minggu, 10 September 2017

Rindu

Wahai engkau yang mengucap kata rindu
Aku sejenak menghentikan waktu
Pikiranku melayang tentang dirimu
Aku juga merasakan rindu :)

VH.

Jumat, 01 September 2017

Temu

Mungkinkan kita akan bertemu pada satu waktu?
Seperti di hari Sabtu ataupun malam Minggu
Saat kamu tidak sibuk dengan pekerjaanmu
Dan aku tidak diikat oleh kuliahku

Aku yakin kita akan bertemu suatu waktu
Saat kamu sudah tidak ingat dengan diriku
Disitu aku mungkin masih ingin melihatmu
Kita memandang tapi tidak mungkin bersatu

Dirimu pemberi rasa candu dalam setiap hariku
Kepergianmu tentu menimbulkan rasa sendu
Kamu pernah satu kali meninggalkanku
Aku harap itu hanya terjadi di masa lalu

Walaupun dalam pengawasan terselubungmu
Tetap saja aku tidak tahu bahwa tetap ada dirimu
Mulai sekarang jangan pergi lagi dari jangkauanku
Bersama kita diantar oleh sang waktu

Menuju takdirku dan takdirmu
Yang telah diatur oleh Tuhanku dan Tuhanmu
Semoga waktu selalu berbaik hati padaku dan padamu
Hingga memberikan masa depan yang baik untukku dan untukmu

VH.

Janji Pernikahan

Aku menerima,
pasanganku untuk menjadi suami/istri,
untuk memiliki dan menerima,
mulai hari ini dan seterusnya,
dalam suka dan duka,
kaya maupun miskin,
dalam sakit dan sehat,
untuk saling menyayangi dan menghargai,
hingga maut memisahkan,
dengan bimbingan Tuhan
dan karena itu saya menyerahkan jiwa raga ini untukmu.

Gak tau kenapa suka banget sama janji pernikahan ini dari pertama kali denger di sebuah film. Agak lupa film apa, udah lama sih taunya. Kayanya seriesnya twilight tapi lupa persisnya yang mana. Yaaa... Milik kepercayaan sebelah sih.. Tapi gak apalah ya.

Rabu, 30 Agustus 2017

Penurunan

Puisiku sudah tidak seindah dulu
Tulisanku sudah tidak sebaik dulu
Khayalanku sudah tidak seliar dulu
Postinganku sudah tidak sesering dulu

Kalimatku sudah terpaku
Inspirasiku direnggut oleh sesuatu
Pikiranku mulai buntu
Kehidupanku padat dengan tugas utamaku

Tuhan...
Selesaikan hatinya
Tuhan...
Pindahkanlah cintanya
Tuhan...
Aku sangat-sangat terganggu oleh kelakuannya

Harapan dan Kenyataan

Beberapa watak diciptakan berbeda
Sifat memiliki dua sisi
Dunia selalu memiliki beraga cerita
Manusia menjadi bidak dalam kehidupan

Aku berharap bisa membeli rasa
Jika tidak bisa
Aku berharap bisa membeli perlakuan
Namun tetap tidak bisa

Aku berharap bisa mengatur perlakuan
Engkau mungkin mudah mengatur emosi
Berbeda dengan anak kecil
Aku sudah lelah berpura-pura

Kekesalan selalu muncul bersamaan dengan perhatian
Bukan perhatian darimu tapi darinya
Mungkin wanita sedikit rumit
Menginginkan hubungan yang baik tanpa maksud ada tujuan lain

Ingin menjauh tapi suatu saat akan butuh
Ingin biasa saja tapi tidak nyaman
Kenapa yang muncul dirinya?
Tidak bisakah engkau yang kuharap dapat muncul

Apakah aku saat ini sedang menjadi bidak?
Apakah sedang dalam sebuah permainan?
Tidak adakah alternatif lainnya?
Kenapa aku terus dijalankan kepada dia?

Sungguh.
Muak.
Sudah berapa kali ngacangin orang lalu tiba-tiba butuh bantuan orang tersebut, usaha jadi gagal semua karena harus membaik-baiki orang tersebut walaupun tidak suka dengan perlakuannya.

Senin, 21 Agustus 2017

Hanya Curhatan..

Dunia dan seisinya memang kejam. Semakin besar, semakin banyak kenyataan yang membuatku jadi banyak pikiran.

Kemarin pulang dari sebuah aktivitas mencari pundi-pundi uang, aku jalan ke sebuah mal daerah Jakarta bersama beberapa teman. Sebut saja namanya L, T, Q, R, dan S. Awalnya aku kira akan makan sushi, ternyata pas sudah sampai sana, gak jadi makan sushi malah jadi makan AW. Yaudahlah.

Seusai makan, seperti orang-orang pada umumnya. Kita mengobrol dahulu. Berbagai macam hal kita obrolin, termasuk ghibahin orang juga (Astaghfirullahaladzim wkwk). Aku cuma mendengarkan, tidak terlalu banyak berbicara karena kondisiku sedang teler alias setengah ngantuk dan lelah. Sesekali aku memancing dengan pertanyaan karena penasaran. Namun, sampai pada beberapa perkataan dari salah seorang dari kelima temanku ini aku merasa.... dia muka dua.

Jujur aja saat dia membicarakan seseorang, ya sebut saja namanya D. Dia bilang "kalau D naik jabatan, gue resign". Jujur aja, waktu dia ngomong gitu aku merasa dia muka dua. Astaga. Aku inget dulu saat jalan bareng ke luar negeri. Dia sering ngobrol sama D dan salah satu isi obrolannya dia ngedukung D biar jabatannya naik. Aku lupa kalimatnya gimana, pokoknya dia mendukung si D untuk dekat dengan salah satu bos karena jaman sekarang itu ya kaya gitu. Maksudnya kaya lirik lagunya Aw Karin yang ini :

hati-hati jaman sekarang
banyak orang berteman punya maksud tujuan
mengumbar kedekatan mencari keuntungan

Teman saya ini mendukung supaya D ngedeketin salah satu bos biar bisa naik jabatannya.
Edanlah.

Usai ngobrol-ngobrol di AW. Aku pisah, aku pulang duluan bersama R dan S karena udah jam 9 dan harus nyetir motor, daripada nyetir sambil merem nantinya mending balik duluan dah. Sebelum ke parkiran motor, aku nemenin R dulu ambil uang dan S beli puyo. Kita pisah sama S, jadi S beli puyo, aku nemenin R ngambil uang terus nanti ketemu di depan store puyo biar gak kelamaan.

Kebetulan, R ini teman dekatku. Aku bilang hal itu, aku bilang aku merasa L muka dua. Aku bilang aku takut. Aku takut, dunia kenapa kejam banget. Aku takut kalau aku ada di posisi orang yang dia muka duain. Takut. Kenapa semakin besar, semakin beragam pula sifat manusia yang kita temukan? Kenapa ada sifat buruk seperti itu? Kenapa semakin lama bekerja, maka semakin terlihat jelas bagaimana sifat semua orang.
Aku takut dengan orang-orang yang bermuka dua.
Aku takut dengan orang-orang yang berteman dengan maksud tujuan tertentu.

Bisakah kita berteman secara gamblang? Jika tidak suka denganku, silahkan katakan ke aku langsung..

Minggu, 13 Agustus 2017

Selamat Tinggal dan Selamat Datang

Untuknya yang muncul dan hilang
Untuknya yang datang dan pergi
Untuknya yang hadir dan tenggelam
Melihatmu kembali merupakan anugerah

Malam ini
Ku baca ulang berbagai percakapan
Dari yang masih ada hingga yang seharusnya sudah tiada
Saat pamit dan kembali

Kembali kubayangkan kebahagiaanku
Ketika muncul sebuah pesan
Setelah penantian
02.10.2014.11.35
20.02.2016.07.09
2 tahun bersama puisiku

Gila. Kok bisa ya?

Kehilangan membuatku harus ingat dengan syukur
Bahwa saat ini tidak hilang seperti dulu
Manusia memang selalu menginginkan yang tidak dimiliki
Raga ini pun menyelam lewat cermin

Di saat syukur dimulai
Di saat itu pula perasaan bermain dengan lihai
Di saat syukur dimulai
Di saat itu pula keadaan berperai
Di saat itu, aku harus memulai syukur

VH.

Jumat, 11 Agustus 2017

Bahasa

Kata orang, ikatan bathin itu ada tapi tidak terlihat. Dan keinginan bisa tersampaikan walau tidak terucap.

Aku percaya dengan hal itu. Bukankah sebelum manusia mengenal kata, mereka berbicara dengan isyarat dan insting. Sebelum manusia mengenal kata, mereka berbicara dengan bahasa tubuh tanpa suara. Sebelum manusia mengenal kata, mereka berbicara dengan bahasa tanpa makna.

Setiap manusia pasti memiliki kepekaan, masalahnya hanya pada penerimaan. Apakah mau menerima dugaannya atau tidak.

Semoga, semoga, dan semoga :)

Rabu, 09 Agustus 2017

Sulit

Ini pertanyaan dan tugas tersulit yang gue miliki sekarang...


Padahal kemarin udah bersyukur bisa menghindar ngerjain paper dengan pertanyaan "apa tujuan hidupmu?" yang khusus diberikan untuk binglas-binglas yang bertugas. EH, sekarang malah dapet jackpot.....

Saya tau sih ini tujuannya baik, tapi bener-bener lagi gak ada mood dan inspirasi.

Senin, 07 Agustus 2017

Bawah dan Atas

Anak-anak pengejar asa
Ada di jalan-jalan Jakarta
Berlarian antar bus kota
Mencari pundi-pundi harta

Bapak Ibu pengusaha
Ada di gedung bertingkat Jakarta
Pergi dengan kendaraan miliknya
Mencari pundi-pundi harta

Lihatlah ke bawah untuk menyadarkan raga
Lihatlah ke atas untuk memacu jiwa

Jumat, 04 Agustus 2017

Masa, Rasa, dan Logika

Setelah baca novel garis waktu
Jadi merasa seperti kehidupanku
Dan beberapa kehidupanmu pun ada disitu
Di saat langit sudah menghitam aku mulai menunggu
Berharap ada kabar hadir di depanku
Nyatanya harapan itu semu

Semakin menunggu semakin semu
Tidak, tidak begitu
Beberapa kali nyata dan beberapa kali semu
Namun, semakin semu terasa semakin lugu
Aku menunggu dan berpikir ragu

Teori-teori hilang dari kepalaku
Muncul pikiran-pikiran kepergianmu
Selalu kuyakinkan bahwa ini trauma masa lalu
Tetap saja, pikiran itu mendatangi kepalaku
Hingga terasa sakit di dada kiriku
Air mata pun membasahi pipi dan dagu

Selalu seperti itu
Disaat menunggu
Lalu muncul pikiran itu
Aku... rapuh.

Kamis, 03 Agustus 2017

Kenapa dan Apakah

Jadi serba salah
Kenapa ingin memulai saja bingung
Kenapa seperti setiap hari jadi sibuk
Bahkan aku tidak tahu kapan kosongnya

Kenapa menunggu
Kenapa menangis
Kenapa mencari
Kenapa melihat
Kenapa frustasi
Kenapa sakit

Apakah hanya aku yang mencari?

Apakah...
sengaja?

Bahkan aku hampir tidak punya banyak kata
Saat ingin bercerita terhambat oleh kondisi
Hingga kata-kata melebur bersama udara menjadi uap
Lalu hilang sudah hasrat ingin berkata-kata

Apakah... sangat sibuk?

Sepertinya aku kelewatan...

Rabu, 02 Agustus 2017

Treat Me Well

Kamu tidak mahir memberi saran, tapi kamu tahu cara mendengarkanku. Kamu tidak mahir melawak, tapi kamu tahu cara membuatku tersenyum. Kamu tidak mahir memimpin, tapi kamu tahu cara menuntunku. Kamu adalah kamu, punya kelebihan dan kekurangan yang hanya jadi milikmu yang menjadi ciri khasmu.

Diedit dari novel Garis Waktu karya Fiersa Besari. 

Rabu, 26 Juli 2017

Refleksi Masa Lalu

Terkadang, merasa seperti mengenalnya. Namun, itu semua hanya perasaan saja, belum tentu benar belum tentu salah. Hingga aku harus mencaritahu sendiri. Dia pendiam tapi terkadang tidak juga. Dirinya ialah orang yang pernah terjatuh ke jurang yang lumayan dalam, tetapi bisa bangkit lagi. Entah itu karena usahanya atau karena usaha orang-orang di sekelilingnya. Bagaimanapun setiap manusia sepertinya butuh penopang. Aku pernah berada dalam posisinya, hanya saja musibahnya lebih berat tapi kurang lebih tema masalahnya sama. Lalu apa yang membuatku bisa sembuh? Jawabannya adalah waktu.

Pada akhirnya, waktu yang akan mendatangkan dan menghilangkan segala hal. Tentunya waktu yang telah diatur oleh Nya. Selain itu, apalagi? Emosi yang ditumpahkan dan sahabat yang senantiasa menemani. Menahan kesedihan hanya menambah beban hati. Menumpahkan segala emosi sedih dan kesal akan membuat lebih lega, tentunya ditumpahkan dengan hal yang masih masuk akal. Memiliki sahabat yang setia menemani pun membuat diri merasa tidak benar-benar sendiri saat sedang ada masalah. Walau saat bercerita tidak sepenuhnya didengarkan dan diperhatikan. Tapi dengan dirinya hadir dan membiarkanku menangis saja sudah lebih dari cukup.

Selain tiga hal tadi, ada satu hal yang menjadi andalan orang-orang tapi bukan jadi andalanku. Memindahkan perasaan alias move on. Untuk diriku, hal itu malah sangat tidak membantu. Kerjaanku jadi sangat mudah memindah-mindahkan rasa. Mungkin tidak harus memaksakan diri untuk move on, tapi mencari penopang. Orang yang bisa menjadi teman hingga lebih untuk menemani dan mendengarkan segala keluh kesah kesedihan dan kebahagiaan.

Setelah membaca beberapa postingannya, saya jadi teringat dengan diri saya di masa lalu. Pada akhirnya, yang harus membuat niat untuk berhenti meratapi ialah diri sendiri. Niat yang kuat dari dalam hati bersamaan dengan usaha dan doa. Seperti kalimat di akhir paragraf pertama, semua hanya butuh waktu.

VH.

Sabtu, 22 Juli 2017

Half

Manusia memang penuh dengan keluhan
Dikasih libur minta masuk
Dikasih masuk minta libur

Butuh keseimbangan doang sih

Kamis, 20 Juli 2017

Kalau...

Kalau dibuat reka ulang kejadian
Waktu telah membawa kenangan 
Namun semuanya hanya dalam angan 
Tidak ada sebuah pengulangan

Kalau dipikirkan kembali
Apa yang membuat aku seperti ini
Tenang dengan keadaan sendiri 
Hanya beberapa kali terjangkit jatuh hati

Kalau digambarkan engkau seperti lembayung
Seperti teratai yang tenang mengapung
Membuatku ingin menjadi sebuah saung
Tempat bercengkerama dan berlindung

Kalau dinyatakan di kehidupan
Saung hanyalah tempat singgah 
Tempat berteduh dan makan
Sebelum petani pulang ke rumah 

Kalau ditanya harapan
Aku ingin jadi saungmu 
Tempat istirahat setelah melakukan pekerjaan
Agar tenang pikiran dan perasaanmu 

Kalau ditanya harapan lain 
Sepertinya tidak mungkin
Aku tidak bisa mengatakan harapan lain 
Karena aku ingin menjaga batin

Kalau ditanya 
Memang ada
Harapannya

VH

Rabu, 19 Juli 2017

Wanita

Wanita masa lalu
Mungkin hanya butuh gincu 
Atau 
Mungkin hanya butuh buku 

Tetapi, masa lalu telah diubah waktu
Wanita butuh gincu dan buku 
Supaya cantik dan berilmu 

Selasa, 18 Juli 2017

Permintaan

Jika waktu bersahabat denganku
Mungkin aku bisa meminta masa lalu
Atau meminta suatu hal baru
Contohnya mengenai usiamu

Dunia dan seisinya memang unik
Seperti buku-buku yang terisi tinta
Mereka membuat insan pergi dan balik
Untuk menemui sang pencinta

Rengkuhan mawar dalam kubangan
Terombang ambing di atas lautan
Harus kusadarkan akal dan pikiran
Agar tetap tenang dalam pertemanan

Sebuah hubungan percintaan
Hanya penuh dengan kebohongan
Menghilangkan usaha pendekatan
Karena merasa sudah diikat pacaran

Wanita ingin diakui
Lelaki ingin dihormati
Mereka ingin dicintai

VH

Selasa, 04 Juli 2017

Siapa?

Pertanyaan yang sering muncul
Siapa aku di matamu?
Apa artinya aku?
Bagaimana jika tiba-tiba aku hilang?

Jawaban yang selalu muncul
Bukan siapa-siapa
Gak ada artinya
Gak akan berpengaruh sama apapun

Tapi,
Antara pertanyaan dan jawaban
Seakan ada ganjalan
Belum tentu salah, belum tentu benar

Siapa aku dalam pikiranmu?
Ternyata banyak, tidak hanya aku
Bagaimana jika tiba-tiba hilang?
Sama seperti yang lain, yasudah
Apa artinya aku?
Hanya teman dalam obrolan maya

VH.

Jumat, 30 Juni 2017

A Gift from Adik Asuh

Bimbing Saya
Ditulis oleh : A. I. F.

Hallo kak Ifa, nama saya Andhika
Saya anak yang rusuh, maka dari itu saya butuh kakak asuh

Bimbing saya supaya menjadi Itachi Uchiha,
agar saya bisa menjadi pahlawan untuk keluarga dan sahabat saya.
Bimbing saya supaya menjadi Kisame Hoshigaki,
agar saya menjadi pribadi yang loyal dalam berorganisasi.
Bimbing saya supaya menjadi Pein,
agar saya bisa menjadi pemimpin yang baik.
Bimbing saya supaya menjadi Konan,
agar saya bisa menjadi pribadi yang sopan dan menawan.
Bimbing saya supaya menjadi Deidara,
agar saya bisa menghasilkan karya seni dan menjadi percaya diri.
Bimbing saya supaya menjadi Sasori,
agar saya bisa menyayangi orangtua.
Bimbing saya supaya menjadi Hidan,
agar saya menjadi pribadi yang selalu ingat Tuhan.
Bimbing saya supaya menjadi Kakuzu,
agar saya bisa makmur dalam hal keuangan.
Bimbing saya supaya menjadi Zetsu,
agar saya senantiasa bisa membantu siapapun.

Bimbing saya supaya menjadi Orochimaru,
agar saya bisa ahli dalam bidang yang saya tekuni.
Bimbing saya supaya menjadi Kabuto Yakushi,
agar saya bisa tahu apa arti merelakan masa lalu.
Bimbing saya supaya menjadi Jirobou,
agar saya bisa menjadi pribadi yang kuat fisik.
Bimbing saya supaya menjadi Kidomaru,
agar saya bisa menjadi pribadi yang teliti.
Bimbing saya supaya menjadi Tayuya,
agar saya bisa memanfaatkan irama hidup
yang penuh dengan senang dan sedih.
Bimbing saya supaya menjadi Sakon Ukon,
agar selalu mengerti arti dari kerja sama.
Bimbing saya supaya menjadi Kimimaru,
agar saya bisa berbakti kepada dosenku.
Bimbing saya supaya menjadi Juugo,
agar saya bisa menahan rasa amarahku.
Bimbing saya supaya menjadi Suigetsu,
agar saya bisa menjadi pribadi yang santai.
Bimbing saya supaya menjadi Karin,
agar saya bisa menjadi pribadi yang intelektual.

Bimbing saya supaya menjadi Kankurou,
agar saya bisa mengendalikan apapun untuk dijadikan bermanfaat.
Bimbing saya supaya menjadi Temari,
agar saya bisa menjadi pribadi yang tegas.
Bimbing saya supaya menjadi Gaara,
agar saya bisa menjadi pribadi yang memimpin di masa muda saya.

Bimbing saya supaya menjadi Hashirama Senju,
agar saya bisa dihormati orang banyak.
Bimbing saya supaya menjadi Tobirama Senju,
agar saya bisa bijaksana dalam mengambil keputusan.
Bimbing saya supaya menjadi Hiruzen Sarutobi,
agar saya bisa menjadi profesor di kemudian hari.
Bimbing saya supaya menjadi Minato Namikaze,
agar saya bisa menjadi kuat dan setia dalam percintaan.
Bimbing saya supaya menjadi Tsunade,
agar saya senantiasa menjadi pribadi yang antimainstream.

Bimbing saya supaya menjadi Jiraiya,
agar saya senantiasa bisa menjadi humoris dan menghibur.
Bimbing saya supaya menjadi Guru Guy,
agar saya bisa selalu semangat dan menikmati masa muda.
Bimbing saya supaya menjadi Rock Lee,
agar saya bisa menjadi pribadi yang pantang menyerah.
Bimbing saya supaya menjadi Neji Hyuuga,
agar saya bisa berkorban untuk siapapun.
Bimbing saya supaya menjadi TenTen,
agar saya bisa lincah di setiap hari.
Bimbing saya supaya menjadi Kurenai Yuuhi,
agar saya bisa tulus mencintai siapapun.
Bimbing saya supaya menjadi Shino Aburame,
agar saya bisa menjadi pribadi yang cool dan tidak banyak bicara.
Bimbing saya supaya menjadi Kiba Inuzuka,
agar saya bisa menjadi pribadi yang tidak memandang remeh orang lain.
Bimbing saya supaya menjadi Hinata Hyuuga,
agar saya bisa terus berjuang dalam menghadapi hidup.
Bimbing saya supaya menjadi Asuma Sarutobi,
agar tekad api selalu tertanam di dalam jiwa saya.
Bimbing saya supaya menjadi Ino Yamanaka,
agar saya bisa menjadi pribadi yang memikat banyak orang.
Bimbing saya supaya menjadi Chouji Akimichi,
agar saya bisa loyal terhadap persahabatan.
Bimbing saya supaya menjadi Shikamaru Nara,
agar saya bisa cerdas, jenius, dan banyak akal.
Bimbing aku supaya menjadi Iruka Umino,
agar saya bisa menjadi sosok yang membawa ke jalan yang benar.

Bimbing saya supaya menjadi Kakashi Hatake,
agar saya bisa menjadi pribadi yang tidak akan pernah meninggalkan teman.
Bimbing saya supaya menjadi Sakura Haruno,
agar saya bisa menjadi perawat yang benar-benar berjiwa perawat.
Bimbing saya supaya menjadi Sasuke Uchiha,
agar saya menjadi berprestasi.
Dan terakhir,
Bimbing saya,
Supaya menjadi
NARUTO UZUMAKI.
SAYA INGIN MENJADI ORANG YANG BERGUNA
UNTUK
FAKULTAS **** *********** UNIVERSITAS *********.
__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

Nama fakultas dan univ gue samarkan.

Ini adik asuh pertama gue dan kayanya terakhir. Awalnya gak terlalu serius-serius sampe ke kepribadian, malah lebih pengen ngasih bantuan dalam hal akademik, sampe saat udah berlangsung beberapa lama jadi banyak titipan dari yang lain "kak, adeknya dibimbing kak, katanya kan dia mau jadi ketua blablabla" "Fa, adek lu diarahin Fa" "Fa adik kamu dikasih tau" BUSET gue udah kaya emaknya. Jujur aja, susah kalau membentuk pribadi... Mungkin akan dicoba, tapi lumayan sulit kalau bukan dari anaknya yang mau dan emang dia terkadang minta dibimbing, tapi ni anak lebih sering minta ditemenin dan lebih sering gue dijadiin pendengar cerita-ceritanya.

Bismillah deh buat bimbing kepribadian...

Dua Orang Asing

"Mereka hanyalah dua orang asing yang tak saling mengenal. Kebetulan bertemu di suatu titik tempat, pada suatu titik waktu; masing-masing menggenggam ujung seutas benang merah." (Efendi, 2012)
Tokoh lelaki   : Saadi (kebahagiaanku) --> tapi akhirnya gak disebutin namanya, karena gak tau juga namanya siapa
Tokoh wanita : Shula (bercahaya)
                          Ibu Rini
Sumber : http://www.zianka.id/awalan-huruf/20/

Namaku Shula tapi aku biasa dipanggil Ula, aku seorang gadis dengan rambut ikal sepinggang, berwarna hitam, dan biasa dikuncir kuda; kulitku putih; tinggiku 158 cm; dan beratku 50 kg. Saat ini aku terduduk di sebuah rumah sakit daerah Jakarta Selatan menemani seorang wanita paruh baya-- ibuku. Hari ini ibu kontrol gipsum ke dokter karena bagian stiloid process of ulna-nya retak dan hari ini merupakan jadwal kontrolnya ibu karena sudah 7 hari sejak gipsum terpasang.

Sumber : http://kliksma.com/2015/07/pengertian-tulang-karpal.html

Rumah sakit ini terdiri atas satu lantai saja. Saat masuk akan disuguhi dengan mesin untuk mengambil nomor antrean. Seorang satpam mengambilkannya dan kuterima. Ibuku dapat nomor A0079 dan saat ini di layar antrean menunjukan nomor A0075. Alur pemeriksaan di rumah sakit ini memang melalui beberapa tahap, yaitu tahap 1 berupa administrasi atau pengumpulan berkas, tahap 2 merupakan tahap pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah dan berat badan), tahap 3 merupakan tahap pemeriksaan, tahap 4 berupa verifikasi berkas, dan tahap 5 atau terakhir berupa pengambilan obat.

Saat ini kita berada di tahap 1. A0059... Ibuku pun mengeluarkan berkas-berkasnya dari dalam tas. A0060... Ibuku berjalan menuju loket untuk menyerahkan berkas-berkas tersebut ke seorang wanita penjaga loket 1. Berkas yang berisi fotokopi KK, KTP, kartu BPJS, dan surat rujukan dari dokter sebelumnya. Berkas itu diserahkan dan ditukar dengan berkas lain setelah diproses. Ibuku membawa berkas dari loket untuk diserahkan ke tahap 2, yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital. Ibuku menaruh di meja tahap 2. Seorang perawat lalu memanggil nama ibuku, lalu dilakukan tensi dan menimbang badan.

Tahap selanjutnya merupakan tahap pemeriksaan. Jam praktik dokter spesialis orthopedi dimulai dari habis maghrib atau kadang ngaret. Saat ini waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. "Salat dulu yuk," ajak Ibu. "Iya," aku menjawab sambil mengangguk. Lalu, kita salat Ashar dan setelah itu waktu menunggu kita habiskan di mushalla, Ibuku tidur dan pahaku dijadikan bantalnya. Aku hanya memain-mainkan handphoneku, membalas whatsapp adikku. Sesekali ku foto Ibu yang sedang tertidur dan kukirim ke adikku, fotonya aib.

Waktu telah menunjukan pukul 17.38 WIB. Adzan Maghrib 7 menit lagi akan berkumandang dan ibuku pun telah terbangun. Kami bersiap-siap menuju depan mushalla karena disitu ada ta'jil gratis. Adzan pun berkumandang dan kami semua membaca doa bersama-sama lalu berbuka. Setelah itu dilanjutkan dengan salat maghrib.

Usai salat maghrib, aku dan ibuku menuju ruang tunggu. 1 jam berlalu... Hingga, "IBU RINI!" teriak seorang perawat dari dalam ruang praktik dokter. Ibuku pun masuk ke dalam. Dokter menyambut dengan bermain handphone, lalu 2 menit kemudian setelah kuintip dia membuka instagram, handphonenya ditaruh. "Gimana Bu?" dokter itu melihat sambil mengambil lengan ibuku yang di gipsum. Ibuku menjawab dengan keluhan, "ribet Dok, dilepas sekarang bisa gak Dok?" sambil meringis. Tidak menggubris permintaan ibuku, dokter tersebut menyampaikan kepadaku bahwa saat akan di gipsum kemarin, ibuku rewel dan ketakutan. "14 hari lagi ya Bu," lanjutnya, "ini Bu, obatnya diambil di farmasi," sambil menyerahkan sehelai kertas resep untuk diserahkan ke tahap 5 dan beberapa helai berkas lainnya untuk diserahkan ke tahap 4.

Kami lalu keluar ruangan dan menyerahkan berkas ke tahap 4. Berkas tersebut diberikan ke staff verifikator untuk diperiksa kelengkapannya. Seorang pria menerima berkas yang ku serahkan dengan senyum. Aku tidak membalas senyumnya. Saat itu, aku sedang berada dalam mood yang buruk karena perlakuan dokter barusan. Bagaimana bisa pasien tidak disambut dengan senyum tapi malah disambut dengan main handphone? Paling tidak, walaupun tidak tersenyum, tidak usah main handphone jika tidak perlu. Aku ngedumel dalam hati.

Staff verifikator itu memeriksa lembar demi lembar. Lalu, dilingkari beberapa poin. "Iya, Ibu nanti kembali lagi ke sini tanggal 20 Juni 2017," katanya sambil melingkari poin tersebut. Aku melihatnya yang sedang menunduk dan aku merasa staff ini mirip dengan seseorang yang ku kenal. Dia mirip dirinya... Seseorang dari kota Apel.

Dia melingkari sambil tersenyum. Rambutnya basah. Kulitnya putih. Tingginya sekitar 170-175an cm. Apakah dia baru datang? Kelihatannya masih semangat melayani. Lalu, dia berkata "iya, sudah lengkap, selanjutnya obatnya dapat diambil disitu," sambil mengarahkan tangan ke ruang farmasi dan menutup dengan senyum. Aku ingin membalas senyumnya, namun ia telah melihat ke arah lain. Akhirnya, aku hanya mengangguk lalu menuju tahap 5, farmasi. Ibuku menaruh resepnya di kotak. Lalu, kita menunggu dipanggil.

Aku ingin membalas senyumnya... Tapi sudah terlambat. Kenapa tadi aku jutek banget? Gerutuku dalam hati. Aku duduk di bangku tunggu farmasi sambil terus melihat ke arahnya. Dia sibuk. Bibirku seakan memintaku untuk tersenyum hingga aku menggigit bibirku agar tidak senyum-senyum seenaknya. Sesekali dia melihat ke arahku, tapi aku membuang mukaku. Rasanya pipiku panas.

"IBU RINI" petugas farmasi memanggil nama ibuku. Kami berdiri dan mengambil obat yang diberikan. Lalu, pulang. Pertemuan hari ini hanya sampai disini.

__________________________________________________________________________________

14 hari telah berlalu. Hari ini jadwal ibuku buka gipsum. Aku kembali ke rumah sakit ini. Seperti biasa, aku dan ibuku disambut oleh satpam dan diberikan nomor antrean. A0089. Sepertinya hari ini ramai. Nomor di layar antrean masih menunjukan angka A0065. Masih jauh nomornya. Lalu, saat mataku langsung mencari dirimu di bagian verifikator. Hasilnya nihil. Staff yang bertugas disitu seorang wanita dan seorang pria, tapi bukan orang itu.

Jam telah menunjukan pukul 16.00 WIB dan karena nomor antreannya juga masih jauh, akhirnya ibuku memutuskan untuk salat ashar dahulu. Aku pun telah pasrah dengan usaha mataku untuk mencari dirinya. Aku mengikuti ibuku yang berjalan menuju mushalla.

Di mushalla ibu salat duluan lalu  setelah itu aku yang salat dan ibu gantian menjaga barang. Aku duduk sambil sesekali melihat handphone, entah apa yang kukerjakan dengan handphoneku. Lalu kutaruh, aku melamun. Lalu, seorang laki-laki masuk. Orang yang kucari itu masuk! Padahal aku sudah mengikhlaskannya.

Aku merasa retinaku melebar saat melihat dia. Dia masuk namun aku tidak bisa apa-apa. Dia mau wudhu, tapi dia mengobrol dahulu dengan beberapa orang temannya. Aku mendengarkan percakapannya, tapi aku tidak membalik badanku ataupun menoleh. Beberapa hal yang aku dengar, yaitu, "iya mudik, ke Sukabumi". Dapat ditarik kesimpulan, dia akan mudik dan mudiknya ke Sukabumi.

Kepalaku langsung terasa pusing. Sukabumi berarti dia orang Sunda. Sudah lelah, ibuku maunya orang Jawa. Belakangan ini aku terlalu lelah memikirkan kriteria permintaan ibu. Pusing. Hingga otaku memutuskan “ah orang cuma suka doang” dan aku rasa memang hanya seperti itu dan tidak akan sampai memiliki hubungan cinta.

Setelah wudhu, ia qamat. Di sebelahnya ada seorang lelaki, setelah qamat ia mempersilahkan lelaki itu untuk jadi imam. Namun, lelaki itu menolak dan menyuruh dia maju. Akhirnya, dia yang maju. Hal ini membuatku ingin tertawa disaat habis pusing.

Dia menjadi imam, suaranya lembut dan halus. Lalu, saat ibuku sudah selesai salatnya, dia masih menjadi imam. Aku berwudhu dan salat menjadi makmumnya. Setelah selesai salat, aku dan ibu langsung kembali ke ruang tunggu.

Nomor ibuku belum dipanggil. Saat ini masih A0080, syukurlah. A0081, A0082, A0083, ..., A0088. Aku dan ibuku mengeluarkan berkasnya. A0089. Ibuku menuju loket 1 untuk memberikan berkasnya. Lalu, seperti sebelumnya. Selanjutnya ibuku ke tahap 2, yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital. Setelah beberapa orang, akhirnya ibuku dipanggil juga. Ibuku ditensi dan ditimbang. "Normal, 120/80," kata ibu sambil duduk di sampingku setelah diperiksa.

"La, tidur ke mushalla yuk," ibu mengajakku setelah beberapa saat duduk di ruang tunggu, "tangan Ibu pegel kalau kaya gini terus," sambil menunjukan tangannya yang menggantung, "pengennya kaya gini," menaruh tangannya di pahaku lurus dan tertopang. "Tapi kalau di pahamu gak enak, mama maunya sejajar, kalau disitu turun ke bawah, gak enak," lanjutnya. "Iya ayok," jawabku.

Mushalla masih lumayan ramai. Lalu kemudian sepi. Aku duduk meluruskan kaki dan ibu tidur di pahaku seperti sebelumnya. Aku lalu membaca novel yang kubawa hingga maghrib mau berkumandang. Ibuku lalu bangun.

Kami keluar mushalla dan buka menggunakan ta'jil dari rumah sakit. Setelah itu siap-siap salat maghrib, ibuku dulu yang wudhu lalu aku. Kali ini kita salatnya bareng dan barang ditaruh di depan ibuku. Dan lihat, siapa yang masuk? Lelaki itu.

Lelaki itu berwudhu dan kembali menjadi imam. Aku menjadi jamaahnya lagi. Karena salat maghrib merupakan salat yang dilakukan di malam hari. Jadi, surah-surahnya harus dibaca. Subhanallah :). Hatiku meleleh. Dia memang tidak menggunakan nada-nada, tetapi bacaannya terdengar lembut di telinga dan di hati. Aih. "Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?" batinku.

Setelah salat, Ula dan ibu kembali ke ruang tunggu. Saat ini kita menunggu tahap 3, yaitu pemeriksaan dokter. Baterai handphoneku lemah dan aku mencari tempat duduk yang dekat dengan stop kontak. Setengah jam berlalu... Ibu masih duduk di sebelahku sambil mengobrol tentang apapun itu. Lalu, lelaki itu berjalan ke depan, ke bagian loket dan ruang verifikator. Lalu, kembali lagi.

Bateraiku sudah lumayan penuh, akhirnya aku dan ibuku pindah tempat duduk ke yang lebih dekat dengan ruang dokter agar saat dipanggil terdengar. Di tempat duduk ini terlihat langsung loket-loket dan ruang verifikasi. Lelaki itu kembali lagi ke depan. Lalu balik ke belakang. Saat ini, arahnya ke arahku dan aku duduk ke arahnya, karena memang jalannya seperti itu. Aku melihatnya dan tersenyum. Dia balas tersenyum. Aku ingin melanjutkan senyumku, tapi ibuku yang sedang berbicara di sebelahku tiba-tiba berhenti dan sepertinya mengerutkan dahi melihatku lalu melihat lelaki itu. Argh. Terpaksa aku membuang mukaku ke arah lain. Lalu, aku menjawab obrolan ibuku.

Sekitar pukul 21.00, lelaki itu kembali lagi ke depan. Aku melihat punggungnya berjalan ke arah loket. Lalu, dia kembali lagi ke belakang. Aku tidak berani melihatnya lagi seperti tadi karena... disebelahku ada ibu. Aku hanya menunduk, melihat sepatumu. Warnanya hitam sepatunya. Kamu berjalan balik sambil memegang handphone. Lalu aku menegakan mukaku saat kamu sudah lewat. Sungguh, rasanya sangat tidak enak. Ini namanya benar-benar menahan pandangan. Tapi bukan karena kesadaran iman, tapi kesadaran ada ibu.

Sekitar jam 22.30 ibu dipanggil. "IBU RINI!" panggil perawat yang sama seperti saat kontrol. Ibu dan aku pun masuk. Sama seperti sebelumnya, dokter menyambut kami dengan bermain handphone. Hormatku pun hilang seluruhnya, sungguh, tidak ada wibawanya orang ini di depanku. Lalu, handphonenya ditaruh.

Ibuku mulai dibuka gipsumnya. Tangan ibuku gemetar saat gipsum sudah terlepas seluruhnya. Seperti tangan yang tidak hidup atau bisa dibilang seperti tangan yang habis lumpuh (?) Intinya bergetar dan ibuku merasa nyeri karena punggung telapak tangannya masih bengkak. Setelah beberapa saat aku baru tersadar, bergetarnya tangan ibuku karena aliran darah kembali lancar. Saat di gipsum tentu tangan akan terasa terhimpit dan darah tidak bisa mengalir seperti biasanya. Sehingga menyebabkan pembengkakan juga di telapak.

Dokter mengatakan, "gapapa, lalu memencet-mencet tangan ibu tanpa belas kasih padahal ibuku berteriak sakit". Saat itu aku merasa jadi tambah panas rasanya, tapi, saat menulis ini aku sudah mendengar kabar baik dari ibuku, katanya, "setelah dipencet juga sakitnya ilang dan jadi agak kempesan bengkaknya". Saat di farmasi ibuku mengatakan ini, jadi aku tidak akan melampiaskan emosiku di paragraf ini.

Selanjutnya, ibuku dirujuk ke fisioterapi. Jadi, ini bukan hari terakhir ke rumah sakit ini. Karena hari sudah terlalu larut. Jadi aku dan ibu tidak ke tahap 4, melainkan langsung ke tahap 5. Sepertinya dia sudah pulang karena saat aku melihat ruang verifikator sudah kosong dan bertuliskan tutup. Sepertinya dia bekerja dari pukul 06.00-21.00 WIB. Sekarang sudah pukul 23.00 WIB disini. Lalu, aku dan ibu ke tahap 5, menaruh resep ke kotak dan menunggu dipanggil. Setelah beberapa menit, akhirnya dipanggil dan kami pun pulang.

Terasa seperti pertemuan terakhir, tapi hari ini membahagiakan. Senang bisa memberimu senyum, dan senang bisa mendapat senyum darimu. :)

_________________________________________________________________________________

Selama fisioterapi aku sudah tidak pernah bertemu dengan lelaki itu lagi. Sepertinya masih di kampung. Sepertinya tidak akan ketemu lagi.

_________________________________________________________________________________

P.S. : Ada momen dimana ada tarik-menarik yang tidak nyata. Tapi, yaudah nikmati saja saat itu dan saat-saat bahagianya. Kepikiran pasti, tapi coba buat mengikhlaskan momen-momen seperti itu lebih baik daripada dipikirkan dan diharapkan terus-menerus.

Pada akhirnya, kita hanyalah dua orang asing.
__________________________________________________________________________________

Sebentar lagi ada yang komen "kamu gampang banget suka sama orang". Udah tau komentarnya mas.

June 30th, 2017

Lelaki Itu

Aku melihatnya namun aku tidak sadar
Hingga otak dan batinku sadar
Bahwa sosok lelaki di depanku ini
Mirip dengan seseorang yang aku kenal
Yang berada jauh di kota Apel

Dia melayani dengan senyum
Aku mengabaikan senyumnya
Hingga otak dan batinku sadar
Aku ingin membalas namun sudah terlambat

Aku pindah ke tempat berikutnya
Hanya bisa melihat dirimu
Ingin kutersenyum
Namun,
Saat kamu melihat ke arahku
Aku jadi salah tingkah
Pandanganku langsung ke arah lain

Waktuku disitu sudah habis
Aku harus pulang

Hingga saat ku kembali lagi kesitu
Aku tidak menjumpaimu di tempat saat itu
“Yasudah” pikirku
Namun takdir sedang berada di pihakku, mungkin..
Kita bertemu di mushalla
Saat ashar dan maghrib

Ashar
Kamu qamat dan berharap lelaki lain menjadi imam
Namun,
Malah kamu juga yang disuruh jadi imam
Rasanya aku ingin tertawa

Aku mendengar bacaanmu
Aku mencuri pandang melihatmu
Subhanallah :)
Ah iya, saat itu aku tidak sedang salat
Jadi jangan berpikir aku makmuman sambil lirik-lirik

Maghrib
Aku mendengarmu mengobrol di belakangku
Namun aku tidak mau membalik badanku
Hanya menguping sepatah dua patah kata
Kata “akan mudik” dan “Sukabumi”

Seperti saat ashar
Kamu yang jadi imam
Aku menyukai caramu membaca surah-surah
Walaupun tanpa nada-nada tetapi terdengar lembut dan halus

Usai salat,
Pikiranku langsung pusing
“Sukabumi” --> orang Sunda
Ibuku sukanya orang Jawa
Pusing
Hingga otakku memutuskan “ah orang cuma suka doang”

Aku menunggu antrean di ruang tunggu
Sepertinya hari ini kamu bertugas di dalam
Makanya aku tidak melihat di tempat kemarin
Sekitar dua atau tiga kali kamu ke depan
Aku mengamati sesekali

Hingga di kali ke dua aku sudah pindah tempat duduk
Kamu sedang berjalan kembali ke dalam
Kita bertukar senyum!!!!! SHIT MAN
Rasanya ingin tetap senyum
Hingga aku sadar ibuku di sampingku sedang curiga saat melihatku
Terpaksa aku buang mukaku dan kutundukan pandanganku

Saat kali ketiga kamu kembali
Aku hanya menatap sepatumu…:(
Aku merasa kamu membawa hpmu juga disaat ketiga
Dan hanya tiga kali kamu ke depan
Sepertinya kali ketiga itu kamu akan pulang

Beberapa hari kemudian saat aku kembali ke situ
Tempat itu sudah sepi
Sepertinya beberapa staffnya sudah pada libur

Dan hari ini sudah ke empat kalinya aku kembali sejak saat itu
Namun tetap tidak bertemu

Andai…
Gak usah berandai2 deh.

June 30, 2017

Senin, 26 Juni 2017

Aku Merasakannya

Lembayung senja di sore hari
Menuju malam yang gelap
Sebuah rasa merasa sangsi
Sebongkah hati menemui pelengkap

Ada butuh yang tidak dapat disampaikan
Hal yang ingin didapatkan
Jika membeli emas butuh pengorbanan
Memilih antara iya dan tidak pun butuh pemikiran

Mau tapi bukan tentang rasa
Merasa tidak ingin menyakiti
Tapi butuh,
Seseorang.

Minggu, 25 Juni 2017

Refleksi Diri

Hari kemenangan telah tiba, lebaran tahun ini rasanya benar-benar menang. Lalu, rasanya ingin merefleksi diri sendiri.

Hal buruk apa saja yang udah aku lakukan dari Ramadhan sebelumnya hingga bertemu Ramadhan tahun ini.

- menyakiti hati orang
- ibadah Ramadhan menurun drastis
- tarawih hanya di minggu awal saja, selanjutnya 0
- merasa beban dengan puasa padahal jarang-jarang dikasih nikmat sakit
- berbohong
- menyontek dan kerjasama
- melawan orang tua
- malas kerja (demotivasi)
- ngeluh melulu

Di lain hal, ada banyak hal yang harus saya syukuri. Atas berkah dari Allah SWT yang tiada habisnya.

- utang puasa hanya 7 hari (tahun kemarin 15 hari, setengah bulan sendiri :'D)
- dimudahkan dalam hal rezeki
- dipertemukan dengan Idul Fitri 1438 H
- banyak sekali, nikmat yang tidak bisa kusebutkan satu per satu

Semoga untuk tahun berikutnya lebih baik dari tahun ini.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H!
Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin..

Jumat, 23 Juni 2017

Inside Out - The Chainsmokers

Bend your chest open so I can reach your heart
Buka dadamu sehingga aku bisa meraih hatimu
I need to get inside, or I'll start a war
Aku butuh masuk ke dalam atau aku akan memulai perang
Wanna look at the pieces that make you who you are
Ingin melihat bagian yang membentuk siapa dirimu
I wanna build you up and pick you apart
Aku akan membangun kamu dan mengambil serpihanmu

Let me see the dark sides as well as the bright
Biarkan aku melihat sisi gelap sebaik sisi terang
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam

Let me see the dark sides as well as the bright
Biarkan aku melihat sisi gelap sebaik sisi terang
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam

I'm gonna love you
Aku akan mencintaimu
I'm gonna love you
Aku akan mencintaimu
I'm gonna love you
Aku akan mencintaimu

I'm gonna pick your brain and get to know your thoughts
Aku akan mengambil otakmu dan mencari tahu pikiranmu
So I can read your mind when you don't wanna talk
Jadi aku bisa membaca pikiranmu ketika kamu tidak ingin berbicara
And can I touch your face before you go?
Dan bisakah aku menyentuh wajahmu sebelum kamu pergi?
I collect your scales but you don't have to know
Aku mengumpulkan timbanganmu tapi tidak perlu tahu

Let me see the dark sides as well as the bright
Biarkan aku melihat sisi gelap sebaik sisi terang
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam

Let me…
Biarkan aku...
Let me see the dark sides as well as the bright
Biarkan aku melihat sisi gelap sebaik sisi terang
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam

Let me see the dark sides as well as the bright
Biarkan aku melihat sisi gelap sebaik sisi terang
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam

I'm gonna love you
Aku akan mencintaimu
I'm gonna love you
Aku akan mencintaimu
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
(Your love, inside out)
(Cintamu, luar dalam)

I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
Inside out
Luar dalam
(Your love, inside out)
(Cintamu, luar dalam)

Let me see the dark sides as well as the bright
Biarkan aku melihat sisi gelap sebaik sisi terang
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam
I'm gonna love you inside out
Aku akan mencintaimu luar dan dalam

Penulis lagu: Andrew Taggart / Charlee Nyman
Lirik Inside Out © Sony/ATV Music Publishing LLC
Retrieved from google.

Kamis, 15 Juni 2017

Aku Ingin Bertanya

Teringat saat kali pertama kamu muncul kembali
Dalam sebuah pesan
Ingatan yang membuatku senyum-senyum sendiri saat ini
Menjelajahi sejarah obrolan

Aku ingin bertanya padamu,
pernahkah kamu merasa tidak nyaman dengan seseorang?
pernahkah kamu merasa tidak ingin pergi dengan seseorang?
pernahkah kamu ingin mengatakan tidak tapi tidak enak?
pernahkah kamu menolak?

Kenapa menolak sangat sulit untukku
pernahkah kamu membatalkan suatu rencana?
Aku ingin melakukan itu...

Sebenarnya apa kadar kedekatan itu?
Seminggu chat terus apakah itu dapat dikatakan dekat?
Merasa tidak jujur dengan diri sendiri apakah itu bisa dikatakan dekat?

Aku ingin membatalkan suatu rencana, karena hanya ada rasa tidak nyaman.
Namun, bagaimana aku harus mengatakannya?

KN.

Jumat, 09 Juni 2017

Terima kasih

Ya Allah, terima kasih atas rezeki-rezeki sederhana yang membuat hatiku berseri-seri.
Aku mencintai tempat kerjaku. Sebuah ruko sederhana dengan orang-orang pendidik diriku.
Aku senang dengan momen Ramadhan ini. Aku senang dengan bingkisan-bingkisan dalam tas tenteng, bukan masalah harga dan isinya. Tapi masalah momen dan niatnya.
Hal-hal seperti ini, seperti de javu. Hal yang pernah terjadi di masa lalu. Bedanya, generasinya. Dulu, Bapak yang membawa pulang kerdus-kerdus berisi sembako dan semacamnya. Sekarang, aku.
Aku senang bekerja di tempat yang masih memperdulikan masalah pemberian sembako dan semacamnya saat menyambut hari Raya, karena tidak semua tempat memikirkan hal seperti ini. Bahkan, banyak yang tak acuh.

Terima kasih ya Allah.. o:)

Selasa, 06 Juni 2017

Cerita Hari Ini

Jangan bermain mata
Melihatnya dalam satu garis lurus
Dibalik pandang
Muka dipalingkan

Aku melihat seseorang di dirinya
Saat tertunduk, menulis
Aku melihat dia di dirinya
Saat menatap, berbicara

Ini semua hanya delusi
Menyebabkan ilusi
Hingga membuat efek halusinasi
Mempermainkan sebuah hati
Untuk membuat sebuah aksi
Jika tidak, itu hanyalah mimpi

Berhenti bermain mata
atau
Masa lalu akan terulang, lagi dan lagi
Mataku terlalu bahaya.

Ah, siapa suruh ada kutub lawan di tempat ini.

Selasa, 30 Mei 2017

Ramadhan

Ramadhan...
Siang jadi siang
Malam jadi siang
Pagi jadi siang
Sore jadi siang

Tidur 3 jam
Mata sulit terpejam

Ngantuk...
Baru tidur sebentar
Udah harus bangun saur
Tidur lagi
Udah adzan Subuh
Tidur lagi
Ternyata udah pagi
Udah harus mandi, berangkat kuliah

Palaku nyut2an
All day all night jadi siang

Ditulis 2 hari sebelum dipost.

Senin, 22 Mei 2017

Random

Sungguh,
saat ini semua terlihat maya
semua terasa semu
semua terdengar seperti radio rusak

Apakah perubahan ini baik?
Aku jadi sering bertanya pada diriku
Aku jadi sering ingin balas-balasan pesan
dengan intensitas yang lebih sering
Aku tidak bisa menulis panjang dalam chat ini

Aku merasa terbatasi
jika aku terka
sepertinya itu karena
aku tau engkau nyata

Dulu
aku melihat engkau sebagai sesosok maya
karakter yang aku tidak tau bagaimana rupanya
dan yang aku percayai tidak akan bertemu

Aku menyukai saat-saat menunggu chat di facebookku
Aku menebak-nebak bahwa saat aku membuka facebook di sore hari engkau akan on
Aku mengecek lampu tanda online di chat facebook
Aku menyukai itu semua, perasaan itu

Tarik ulur aku seperti dulu
Dengan begitu aku akan mencari dan menemukan
Aku akan menunggu hingga datang
Aku bisa bersyukur dengan datangnya engkau

Tarik ulur aku saat ini

Mereka Sebut Rindu

Wahai engkau makhluk abu-abu
Dalam kereta tanpa lagu
Engkau selalu membuatku ingin tahu
Akan rahasia dalam hatimu

Kamu pembuat rindu
Yang terurai dari masa lalu
Menautkan jemariku
Dalam jemarimu

Kamu pembuat bahagia
Membuat rasa menjalar ke dada
Bergetar tanpa dikala
Membuatku sering mengulas tawa

Kamu pembuat sedih
Ketika rindu menjadi perih
Dalam sebuah kasih
Aku tidak tau siapa yang hatimu pilih

Dibuat tanggal 7 Agustus 2016, MY.

Hai Kamu

Hai kamu,
pengunjung tak diundang
yang selalu membuatku senang
walaupun sering menghilang

Hai kamu,
teman masa lalu
kakak masa kini dan dulu
sahabat penaku

Hai kamu,
semoga tetap sehat
semoga tetap lihai
semoga tetap bahagia
semoga tetap saleh

Hai kamu,
jangan bosan dengan aku :)

KN

Rabu, 17 Mei 2017

Bagaimana Bisa?

Bagaimana bisa telingaku sensitif mendengar pelafalan namamu?
Bagaimana bisa kenangan saat maba masih terpampang dalam memoriku?
Bagaimana bisa waktu merubah segala hal?
Bagaimana bisa semua terjadi tanpa dapat aku sangkal?

Aku tahu kebenarannya. Aku melihat hal lain..
Tapi, bagaimana bisa aku tetap berakhir dengan memikirkanmu?

Jumat, 12 Mei 2017

Temu

Sudah dua kali kita bertemu
Semua ini terasa lucu
Bagaimana bisa dirimu
Membuat kacau pikiranku

Satu lihat
Satu lirik
Aku ingin mengenalmu
Tapi ku malu

Sepertinya kita akan sering bertemu
Di pusgiwamu :)

Sabtu, 29 April 2017

Train

Menulis...
Dewa ide tidak mampir ke tempatku
Permintaanmu sedikit sulit
Jika tidak diingatkan,
aku bahkan hampir lupa rasanya menulis

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 16 April 2017

Lokakarya 2017


Selamat pagi, Jakarta!
Aku sangat bersyukur dengan hari ini.
Aku bersyukur akan semua hal yang terjadi setelah satu tahun ini.
Aku bersyukur dapat memetik banyak ilmu bermanfaat dari BTA.
Aku bersyukur telah bisa mengatur waktu dengan berbagai macam kegiatan.
Aku bersyukur bisa membagi pengalaman kepada siswa-siswa SMA tingkat akhir.
Aku bersyukur akan tim yang lebih sering membawa efek positif dan dapat saling membantu.
Aku bersyukur atas dukungan moral maupun spiritual dari keluarga dan atasan.
Aku bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan.

Kamis, 30 Maret 2017

Intensitas dan Jarak

Aku mulai rindu,
semalam sebenarnya
Rindu dengan percakapan kita,
disetiap senja

Aku mulai rindu,
dengan suara yang selalu bernyanyi
di seberang sana
atau
hanya menghela nafas

Aku mulai rindu,
denganmu

Aku mulai rindu,
entahlah,
aku hanya rindu.

KN

Sabtu, 18 Februari 2017

Mirror

Dirimu cerminan rasa nyaman
Tempatku bercerita angan-angan
Ataupun kenyataan
Engkau hadir dan mendengarkan
Jika masa lalu membayangimu
Yakinlah pada dirimu
Engkau tetap engkau
Seperti apapun itu
Jangan ragu
Engkau
Tetap kutunggu
Tetap seperti yang dulu
Tetap menjadi dirimu
KN

Jumat, 27 Januari 2017

Sensasi yang Harus Hilang

Sensasi itu masih ada
Sensasi itu masih terasa
Saat kita maba
Saat kita dalam kereta

Sensasi itu selalu muncul
Saat aku termanung melamun
Sensasi itu selalu menjalar
Saat aku teringat masa itu

Aku melamun
Sensasi itu pun muncul
Pikiranku menampilkan kilas balik masa lalu,
setahun yang lalu
Aku memaksanya untuk hilang
Hampir selalu seperti ini sensasi saat di kereta.
Aku ingin melupakannya.

Sabtu, 21 Januari 2017

Sayu

Mataku terlalu sayu
Tidak kuat melihatmu
Ternyata tidak hanya satu
Bukan hanya kamu

Aku terlalu ngantuk. Butuh istirahat..... gak ada niat bikin puisi... jdnya gak jelas arah tulisannya

Rabu, 18 Januari 2017

Rindu

Rindu
Hanya sesak yang kurasa
Tidak tergapai
Tidak bertemu
ku tatap matanya
Yang terlihat hanya binar kebahagiaan
Dia tidak perduli dengan tujuanku
Dia hanya merisaukan hidup barunya
Dengan orang yang tiap detik selalu menyakan keberadaannya
Created by: VH.

Semangat

Semangat itu engkau yang ciptakan
Orang lain hanya pemberi energi kehidupan
Suasana hanya faktor eksternal
Lingkungan hanya pembolak-balik akal
Semangat itu engkau yakini
Semangat itu engkau realisasi
Semangat itu keinginanmu sendiri
Engkau yang memilih ingin tetap terpuruk atau ceria
Aku pernah jatuh
Dan aku pun pernah bangkit lagi
Menangis memang perlu
Tapi tidak selalu
Sampaikanlah amarahmu
Lalu kembalilah jalani hidupmu
Semua itu masa lalu
Bagian dari sejarahmu
Untuk membentukmu
VH.

Minggu, 15 Januari 2017

Slow but Sure

Seperti permainan
Hidup ini seperti permainan

Jika setiap tulisan bisa menciptakan semangat
Aku akan lebih sering menulis
Bukan hanya untuk diriku
Tapi juga karena orang lain dapat manfaatnya

Btw, kok jadi gak bisa ngarang puisi ya.

Jumat, 06 Januari 2017

Saat Ini

Aku menunggunya
dan
Aku menghadirkan diriku seutuhnya
Untuk mendengar ceritanya

Hari ini suasana hatimu kurang baik
Sepertinya sedang banyak pikiran
Aku menunggu ceritamu
Tapi, jika engkau tidak ingin cerita,
aku membujuk tapi tidak akan memaksa
Jika engkau percaya,
engkau akan datang dan bercerita,
tanpa harus kuminta
Aku hanya berharap,
masalahmu tidak engkau tanggung sendiri

Aku benar-benar menghadirkan diriku saat ini
VH.

Selasa, 03 Januari 2017

Ting Nong

Hai kamu
Ada dimana
Aku rindu bunyi bel
Tanda pesan di chat facebookku 

Hai emas 
Aku rindu

VH.