Senin, 27 Juni 2022

Perpindahan Rasa dan Rasa Percaya

Malam ini aku menangkap sebuah kalimat dari curhatan sahabatku bahwa, "semua perpindahan rasa itu ada prosesnya, tidak serta-merta terjadi seketika."

"Ada hal yang sudah diharapkan dari sejak lama kepada pasangan, tapi pasangan tidak bisa memenuhi. Harapan itu pun juga sudah diucapkan, tidak hanya dipendam dan berharap pasangan mengetahui apa yang kita harapkan tanpa memberitahunya."

----------------------------------------------------------

Beberapa hari lalu, aku juga habis membaca sebuah tulisan dari seorang wanita Anonim di sebuah platform yang berisi: 

((warning!! isi konten di bawah ini agak dewasa))

Perempuan sejak kecil dicekoki didikan kalau:

"seks itu salah"

"cuma perempuan nakal yang doyan"


Perempuan juga sejak kecil dicekoki ajaran: 

"harus nikah, lebih cepat lebih baik"

"cepatlah jadi ibu"

"harus memuaskan suami", dan sejenisnya.


Belum lagi kalimat-kalimat: 

"gendut itu jelek"

"harus SEMPURNA (putih, langsing, pinggang kecil, pantat dan dada besar, muka mulus) biar disayang suami"

"vagina itu harus kesat biar suami puas", dan sebagainya.


Ajaran-ajaran yang simpang-siur ini bikin kebanyakan perempuan serba salah. Level libido alami semua orang beda-beda, fisik manusia pada umumnya tidak sempurna, ditambah pemahaman biologi dan psikologi yang tidak benar.


Sebagai wanita, ada hal-hal yang membuat penulis bisa luluh dengan pasangan dan bersedia menyerahkan tubuh kepada pasangan kapanpun itu.

Untuk pembaca, penulis mohon untuk tidak membicarakan perihal dosa karena tidak memasukan bahasan terkait dosa ke dalam topik bahasan ini. 

Sebagai wanita, penulis memiliki 1001 halangan untuk bisa berhubungan seksual: moralitas, rasa bersalah, malu, rendah diri, jijik, takut, semua bercampur-baur. Penulis juga punya banyak tanggung jawab, punya banyak hal yang harus diurus; itu bikin overthinking dan susah nafsu.


Secara umum, perempuan bisa nafsu jika merasa AMAN dan NYAMAN dengan pasangan. Jika ia merasa DISAYANG, merasa CINTA, dan merasa TERHUBUNG dengan pasangannya.


Pasangan penulis selalu membuat penulis tenang dengan caranya, padahal penulis adalah orang yang moody, mudah baper, dan overthinking. Ketika penulis mencelotehkan berbagai hal, ia mendengarkan. Dari celotehan terkait hal-hal yang jelas sampai melantur, pasangan penulis MENDENGARKAN.

Dia tidak merendahkan penulis, tidak menganggap penulis bodoh atau konyol meskipun hanya celotehan atau keresahan terkait hal-hal remeh. Setelah penulis selesai berbicara, mengoceh, meracau, dan melantur; dia pelan-pelan memberi pandangan ke saya, pelan-pelan membimbing, dan menenangkan saya.

Penulis dipeluk, dibelai rambut dan punggungnya, dicium keningnya.

Dia membuat penulis merasa AMAN, NYAMAN, dan DISAYANG.


Karena penulis sudah tenang nangis di pelukan dia, sudah dapat solusi, dan penulis merasa KONEK dengan dia. Jadi, ketika dia ngekep penulis, pelan-pelan mengelus dan membelai rambut penulis, tangannya menggerayang kemana-mana, penulis tidak merasa jijik dan dimanfaatkan. Penulis merasa DIMANJA dan DISAYANG.

Penulis jadi paham kenapa orang Barat menyebut hubungan seks itu "make LOVE": karena ADA CINTA di sana.


Perempuan selalu kebanyakan pikiran. Jika pikirannya sudah tenang, sudah santai, sudah nyaman, dan aman, baru deh bisa melakukan hubungan seks dengan tenang. Ketika psikologis sudah tenang, vagina akan mengeluarkan banyak pelumas, lubang terbuka lebar, dan bisa merasakan kenikmatan; tidak sakit, stres, jijik, ataupun murka ketika tergesek penis yang bolak-balik keluar masuk.

Kebanyakan teman perempuan penulis baru tersulut nafsunya kalau sudah merasa aman, nyaman, dan disayang sama lelakinya, sama seperti penulis. Kami kebanyakan lama menyala nafsunya, tetapi jika sudah tersulut menjadi ganas dan buas. Dan jangan pula dibilang gatelan kalo sudah seperti itu! 


Hati dan tubuh itu SATU PAKET. Suami dan istri itu SATU KESATUAN, SATU TUBUH SATU HATI. Begitu hati sudah menyatu, akan mudah untuk menyatukan tubuh.


Source: sebuah komentar di link https://qr.ae/pvoQxc

----------------------------------------------------------

Also:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar