Senin, 18 Januari 2016

Obrolan Sore di BTA: Jurusan Kuliah

Source: http://i.ytimg.com/vi/vKYR4SXPmYg/hqdefault.jpg

Entah siapa yang memulai duluan untuk membicarakan masalah memilih jurusan kuliah. Tiba-tiba pembicaraan itu sudah mulai berada dipertengahan. Ada beberapa masalah dalam memilih jurusan kuliah dan masalah ini sering kali kita temukan di saat ingin daftar perguruan tinggi hingga ketika telah menjadi mahasiswa. Tidak jarang teman kita atau bahkan kita sendiri akan bertanya-tanya mengenai pilihan kita apakah sudah benar atau belum, ada pula orang tua kita maunya jurusan A sedangkan kita maunya B, atau hingga menyesal ketika telah kuliah merasa salah jurusan.

Hari ini kita lebih membahas tentang point kedua dimana keinginan kita dengan orang tua kita berbeda. Tentu, sebagai anak kita akan berpikir bahwa jika kita memaksakan keinginan kita itu tentu merupakan perbuatan yang tidak pantas karena melawan orang tua, tetapi disisi lain kita menjadi tidak ingin menjalani kuliah karena jurusan yang dipilih orang tua bukan yang kita inginkan. Beberapa hal yang saya tangkap mengapa orang tua mengarahkan kita sesuai keinginannya disebabkan karena beberapa faktor, yaitu: 

1. Latar belakang
Ada kakak tingkat saya yang mengatakan pendapat ini dan saya juga pernah mendengar sendiri curhatan teman dekat saya tentang latar belakang ini. Latar belakang yang dimaksud disini ialah sejarah orang tua itu sendiri. Mungkin, dahulunya orang tua kita ingin masuk ke jurusan A tetapi tidak bisa karena ada faktor-faktor lain yang menyebabkan tidak bisa masuk. Lalu, hal itu berimbas pada kita, beliau menjadi menginginkan kita menjadi cerminan dirinya dahulu tetapi dengan versi yang berhasil.

2. Value/hasil
Ada pula orang tua yang melihat value, yaitu jika masuk jurusan A nanti bekerjanya akan menjadi B lalu gajinya sekian miliar. Maka, orang tua kita menginginkan kita untuk masuk ke jurusan tersebut agar mendapatkan hasil yang sama dengan orang yang telah berhasil.

3. Kurangnya komunikasi
Komunikasi juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Banyak anak yang takut menyampaikan pendapatkan ke orang tuanya dan akhirnya anak tersebut hanya mengikuti saja apa yang diinginkan orang tuanya dengan rasa tertekan karena tidak terbuka.

Tentu, obrolan itu tidak hanya obrolan kosong, melainkan kita semua mengeluarkan pendapat-pendapat masing-masing untuk saling menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab tersebut. Jawaban untuk kebingungan-kebingungan tentang kita harus memilih jurusan yang kita inginkan atau orang tua kita inginkan pun beberapa terjawab dengan jawaban dari kak Ian.

1. Komunikasikan
Komunikasi sebenarnya merupakan hal yang sangat penting. Saya bilang sangat penting disini karena kita harus saling terbuka dengan keluarga, dimana kita harus mengetahui apa yang diinginkan dan dirasakan orang tua kita, begitupun sebaliknya, orang tua kita juga harus mengetahui apa yang kita inginkan dan kita rasakan. Jika kita sendiri tidak berani mencoba untuk berbicara tentu kita tidak akan tau jika hasilnya mungkin akan berhasil, karena jika kita membicarakan, akan ada kemungkinan 50:50.

2. Ikuti orang tua
Orang tua memang tidak semuanya sama, jika orang tua kita berkekeuh meminta kita memilih jurusan yang mereka inginkan, lebih baik kita turuti. “Mungkin kalian akan berpikir kenapa sih kaya gitu? Padahal yang mau kuliah saya.” Saya awalnya juga sering memiliki pikiran seperti itu, tetapi kemarin setelah diberi wejangan sama kak Ian dan setelah saya sendiri berfikir dari sudut pandang berbeda, memang lebih baik seperti itu. Bagaimana pun, orang tua kita tidak akan menjerumuskan kita ke hal yang buruk. Bagaimana pun, orang tua kita yang telah membesarkan kita, orang tua kita mengurusi kita, selalu menuruti apa mau kita. Kenapa untuk menuruti orang tua kita sekali saja rasanya sulit? Padahal ketika kita kecil mereka tidak merasa sulit untuk mengurusi kita. Selain itu, kak Ian bilang untuk bersyukur jika orang tua kalian masih memberikan saran-saran memilih jurusan seperti itu karena diluar sana banyak orang tua yang tidak terlalu peduli dengan anaknya. Bersyukurlah jika orang tua kita memperhatikan kita hingga hal-hal seperti itu.

Kesimpulan dari tulisan ini, semuanya akan kembali lagi bagaimana konsep keluarga yang orang tua kalian bangun, bagaimana konsep yang orang tua kalian pegang, dan bagaimana hubungan yang kalian bangun dengan orang tua kalian. Diakhir kalimat saya ingin berpesan bahwa, “bersyukur merupakan cara terbaik.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar