Jumat, 19 Januari 2018

Ayo Mulai Hidup Sehat!

Ini bukan iklan ya. Beberapa waktu terakhir, gue mendapatkan sebuah masalah. Hidup gue pun langsung berputar 180'. Gue jadi selalu di rumah dan gak nyaman berada di rumah. Bukan gak nyaman, tapi jadi mau nangis melulu. Gue juga merasa tertekan.

Gue lagi pusing mikirin masalah pribadi, karena sering banget di rumah mama jadi sering ngaduin masalahnya dengan kalimat keluhan dan penyesalan. Bukan, bukan gue gak mau dengerin. Tapi gue sendiri lagi tertekan, ditambahin keluhan tekanan hidup mama jadinya pusing banget. Waktu itu kata dokter, mama ngalamin psikosomatik karena efek depresi di masa lalu.

Awal stres mikirin masalah, gue bener-bener gak nafsu makan. Ngeliat makanan rasanya kenyang aja, bahkan sampe pengen muntah. Sampe temen gue marah-marah gara-gara gue belum makan apa-apa tapi mintanya minum soda. Iya, gak jelas emang. Udah kebal kali badan gue.

Tapi lama-lama selera makan gue muncul lagi. Itu setelah beberapa hari baru gue bisa merasakan selera makan yang dinamakan "laper". Alhamdulillah.

Tubuh gue yang memberikan respon baik tentunya berasal dari psikologis yang semakin membaik. Tapi, sampai saat ini, cuma selera makan doang yang membaik. Hal lain sama aja, bahkan nambah, gue jadi suka sakit kepala bagian depan. Padahal, penyakit kepala gue yang biasanya itu migrain alias sakit kepala sebelah.

Biasanya, jam 11 itu adalah jam terngantuk dalam hidup. Tapi sekarang sampe jam 1 pun, mata gue masih fresh. Biasanya, kalau di atas jam 12 gue belum tidur, napas gue rasanya sesak. Tapi sekarang, sampe jam 2 pun, badan gue baik-baik aja. Hampir setiap malem gue nangis.

Gue ngerasa, ini udah lebih dari stres biasa. Dulu gue juga pernah stres, tapi gak sampe segininya, gak separah ini. Bisa jadi, gue masuk ke fase depresi. Dua hari yang lalu gue browsing cara mengatasi depresi. Tentunya baca-baca juga penjelasan tentang depresi dan semua ciri-ciri yang disebutkan ada di diri gue saat ini.

Ketika mengalami depresi seseorang akan merasa sedih, putus harapan, merasa tidak berharga, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya disukainya, atau menyalahkan diri sendiri. Hal tersebut terjadi sepanjang hari dan berlangsung paling tidak selama 2 minggu. Depresi berbeda dengan perasaan tidak bahagia yang berlangsung sementara. Namun karena pemahaman yang salah dan dianggap sama dengan rasa sedih biasa, penyakit ini seringkali dianggap sepele. Padahal, depresi merupakan penyakit serius yang dapat mendorong penderitanya untuk bunuh diri.
Sumber: http://www.alodokter.com/depresi

Depresi dapat membuat Anda sulit tidur. Kalaupun tidur, kualitasnya mungkin tak sebaik mereka yang tak depresi.
Sumber: https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/7-cara-mengatasi-depresi

Semua yang gue bold itu ada di diri gue saat ini. Ditambah beban mama. Ditambah dikacangin orang.

Pada akhirnya, cuma diri sendiri dan kemauan hati sendiri yang bisa ngerubah semuanya. Disaat depresi, emang pikiran dipenuhi pikiran negatif, sesusah itu buat berpikir positif. SUSAH BANGET, SELALU TERNGIANG HAL NEGATIF YANG MEMOJOKAN DIRI SENDIRI DAN SEMUA HAL POSITIF LENYAP. Itu yang gue rasain. Gue harus berkali-kali memulai sebuah syukur dan mencari aspek positif diri, dimulai dari keadaan anggota badan yang masih sempurna (tidak ada cacat), seperti masih memiliki rambut yang tebal, masih memiliki dua buah mata yang dapat melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata, masih bisa menghirup udara, mulut yang bisa berbicara dan tidak ada penyakit, dan sebagainya. Jika beberapa aspek positif sudah muncul dalam pikiran, akan banyak pikiran positif lain yang ikut muncul juga.

Mulai besok, gue harus hidup sehat.
1. Tidur maksimal jam 11 malem.
2. Bangun jam 5 solat, terus tidur lagi bangun jam 6.
3. Lari pagi kalau lagi ada Bapak.
4. Mandi.
5. Makan dengan teratur.

Mau gak mau, harus memaksa badan dan pikiran pada akhirnya. Kalau nggak, akan berada di lingkaran depresi terus-menerus. Hidup terlalu singkat untuk tidak bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar